Saya terima Nikah dan kawinnya Firnindya Ayu binti bapak Agus dengan mas kawin tersebut di bayar Tunai!!
Janji suci sudah terucap dan kini Mbak Firda resmi menjadi istriku, dia menatapku dengan senyum bahagia. Aku sadar apa yang barusaja kulakukan!! Jantung berdegup kencang! Masa mudaku sudah tiada!. Dan kini Mbak Firda menjadi tanggung jawabku sepenuhnya, seorang wanita lebih tua yang telah kuanggap sebagai kakak sendiri dan aku malah menjadikannya istri.
Kami duduk di pelaminan dan menyalami para tamu. Bahkan, Kami juga turun menyapa para teman-teman. Aku memisahkan diri dari kerumunan teman Mbak Firda untuk menemui Nerissa yang melamun.
Aku menepuk pundaknya, ia tampak kaget.
" selamat ya... Lu udah jadi dewasa" kata Nerissa dengan setitik air membasahi matanya membetulkan jas yang kupakai walaupun sudah Rapi.
" Kak Ness..."
" entah butuh berapa lama untuk gw agar bisa seperti elu, jaga istri lu sebaik baiknya ya..." kata Nerissa berbalik.
" kak Ness" kataku menahan dengan menarik tangannya.
" lepasin!!" Nerissa mencoba melepaskan genggaman.
" kak Ness, gw bisa jelasin" kata gw dengan lirikan beberapa orang.
" lepasin! Gw mau ambil makan, gw laper kampret!" kata Nerissa sejenak membuatku tertawa, bisa saja nih bu dokter kalau ngelawak mengalihkan opini para tamu.
Aku lihat sekeliling! Dimana kedua sahabatku dan si gigi jelek Rena??. Ternyata sahabatku, Bagus dan Angga tengah bekerja menjaga parkir, Tapi dimana Rena?? Sahabatku satu ini kemana sih?? Apa jangan jangan dia bunuh Diri karena ini?.
Aku mencari di bawah meja, di bawah piring dan di bawah sepatu Nerissa Tapi Nihil.
" lu tau gak kemana si Rena ??" tanyaku pada lainnya.
" lho lu gak tau kalo Rena masuk rumah sakit??"
" yg bener aja lu!" kataku.
" makanya aku cepet-cepet mau balik lagi, disana gak ada yang jagain karena demamnya makin parah kemarin" kata temannya, bahkan aku tak tahu kalau Rena sedang sakit.
Setelah kutanyakan pada papa mamanya memang benar!. Ada ada aja kelakuan si gigi jelek ini! Dia tidak bisa hadir di acara pernikahanku jadinya! Acara terasa sepi tanpa Rena...
Apa aku harus mengunjunginya??
Tapi pandanganku teralihkan oleh Nerissa yang memegang piring kotor, seperti ada sesuatu di benaknya.
" Kak Ness"
" gw tau kalo elu dijodohin, sepertinya kita memang gak bisa bersama! Memang perbedaan gak boleh dilanggar"
Kami berbincang sebentar, lalu dia bergabung dengan lainnya.
" Nerissa juga bisa bahagia walaupun bukan dengan lu! Makasih udah jagain Nerissa selama ini" kata Diana sahabat Nerissa.
Acara hari ini belum selesai begitu saja, menjelang malam aku memilih istirahat sejenak dan membersihkan diri.
" mau kemana mas??" tanya Istriku
" gak butuh mandi mbak??" tanyaku.
Dan akhirnya aku mandi, ketika suasana lengah aku segera ambil motor di belakang dan segera menuju Rumah sakit menjenguk Rena sendirian. Biarlah istriku yang menemui tamu terutama dari kawan kuliahnya.
" ngelamun aja lu Ren" kataku membawakan buah tangan.
" ngapain lu disini, anjing!" kata Rena kaget bukan main.
" menjenguk wanita nomer 1 ku" kataku menggombal.