Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #85

Part 70 Mengukir Luka


Gw bukanlah orang yang ingin mengkhianati pasangan! Dan gw tak akan pernah dan tak ingin menjadi salah satunya. Gw mengerti betul Rena masih nyimpan perasaan atau gw saja yang masih terlalu baik hingga membuatnya seperti diberi harapan. Sepertinya gw harus mulai jaga jarak. Hal itu membuat kami sedikit bersitegang. Itu lebih baik dari pada kami berhubungan seperti biasa dan akan menumbuhkan benih tak baik yang akan mengganggu apa yang sudah gw bangun dengan istri tercinta.

Gw tak ingin siapapun menghancurkannya.


" lah Rena mana mas?" tanya Mbak Firda.


" lah pulang dari tadi, di cariin papanya" kata gw.


" kok malah di biarin, lagi rawan begal... Gak disuruh nginep aja disini"


" mana bisa kita kasih tau kuping budek nya itu, percuma..."


" padahal sudah ku masakin mie goreng kesukaan dia mas..." kata Mbak Firda.


" tumben perhatian" kata gw


" dia kan sahabatmu, selalu perhatian"


" lah gak cemburu? Kok malah cemburu dengan Nadya?" tanya gw


" entah, gatau sih mas" kata Mbak Firda terkekeh



....




Semenjak percakapan malam itu kami tak lagi saling menghubungi atau sekedar mengirim pesan walau itu menyangkut hal penting. Gw benar benar menjaga jarak dari Rena. Karena jika tidak, maka rumah tangga gw jadi taruhan.


" awas mas, ada orang nyelonong lho" kata Mbak Firda mengingatkan agar gw tak melamun


" iya mbak, santai aja... Aku jago lho... Pelatih Michael scumacher gitu loh" kata gw


Ia memainkan ponselnya


" mau apa ke rumah Rena mbak?" tanya gw


Hari ini gw mengantarnya menuju rumah Rena, awalnya ia ingin pergi menyetir sendiri tapi gw larang dan mengantarnya sebab gw khawatir.


" mau tahu banget mas"


Entah apa yg ia bawa, ia membawa banyak barang dan kini Mbak Firda mengusap kalung yang gw belikan beberapa tahun silam saat gw masih duduk di bangku sekolah.

Lebih baik gw menyimpan pertanyaan ini di otak.

Sesampainya di kediaman Rena, mereka berdua tampak asyik. Berbincang mengenai masalah wanita. Seperti diskon ini Itu anu yg bahkan sama sekali tak membuat gw tertarik bergabung.


" mas sini deh..." kata Mbak Firda dan gw duduk di sampinya


Istri gw melepas cincin nikah kami lalu memakaikan pada Rena


" kalian pantes lho... Mungkin kalo jodoh bisa langgeng lho" kata istri gw


" maksudnya mbak??" tanya Rena


" kalian cocok lho..."


Gw makin heran! Maksudnya apa?


" kalian kenapa berantem??" tanya Mbak Firda


" Ren, emang gw berantem sama elu??" tanya gw


" lah, gw juga bingung kapan kita berantem??" Rena balik tanya.


Mbak Firda memang kuat feelingnya, percakapan kemarin membuat kami sedikit bersitengang. Gw dan Rena menertawakan istri gw,

Lihat selengkapnya