Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #90

Part 74


"Lu, beneran sudah enakan?" tanya Nerissa.


"Buktinya gw bisa kemana-mana tuh," sahutku.


"Dada lu masih nyeri?" sambung Nerissa.


"Kadang …."


Aku segera menginjak pedal gas, mengantarnya menuju stasiun. Ia akan kembali ke kota pahlawan untuk urusan yang tak ingin kuketahui alias pendidikannya masih belum selesai begitu saja. Ternyata masih banyak tahapan sebelum ia menjadi dokter.

Sekarang aku kembali sendiri, seketika aku merasa rindu pada Nerissa, meskipun baru saja ia pergi. Apakah rasa terhadapnya kembali bersemi?.

Aku tak tahu apa yang sedang kurasakan, malah sejujurnya aku bingung. Aku masih tak ingin membuka hati, bayang-bayang kepergian Mbak Firda masih saja menghantui, meskipun telah lewat setahun.




....






"Udah selesaikah?" tanya Nadya.


"Udah Nad, cuma kabel putus," ujarku sambil merapikan alat.


Nadya menutup kap mesin dan mendudukinya.


"Gimana?" tanya Nadya.


"Apanya?" Aku tanya balik.


"Tahun depan lu ikut gw ke Jakarta."


"Gw masih belum siap, Nad," jawabku.


"Apa yang bikin lu gak siap? Gw yakin lu bisa jadi lebih baik di Jakarta, papa gw percaya lu bisa handle orang-orang di sana …."


Gw pun terdiam, berusaha berpikir ….


"Seetidaknya lu bisa sibuk dan lu bisa sedikit demi sedikit …." Nadya menjeda omongannya, mungkin takut membuatku tersinggung.


"Lu bener Nad, mungkin udah saatnya gw move on …," kataku menarik nafas panjang.


"Mungkin, gw belum ikhlas tapi setidaknya gw harus bisa berdamai dengan keadaan."


"Semoga dengan berjalannya waktu, lu bisa bangkit dari keterpurukan …," hibur Nadya sambil membelai bahuku.


"Gak, Nad, sepertinya waktu gak akan bisa nyembuhin luka gw ... waktu cuma bisa ngajarin gw untuk bisa hidup dengan rasa sakit …."


"Jangan putus asa …," ujar Nadya seraya menatapku.


Tatap matanya begitu menghanyutkan, sorot matanya masih seperti dulu. Kuakui, dulu kami sama-sama memiliki rasa di masa kami masih bebas, meski rasa itu hanya sebatas rasa tanpa ada bumbu-bumbu halus, hanya seperti sebuah omong kosong.






....








"Kapan lu mau kunjungi gw?" pinta Nerissa.


" Nunggu waktu luang, ya, Kak Ness, mungkin gak sekarang atau esok tapi secepatnya, jika gw ada waktu luang …."


"Iya, makasih ya … BTW, lu lagi dimana sekarang?" tanya Nerissa, suaranya sedikit terputus-putus karena sinyal terganggu.


"Lagi di rumah lu, nih, servis mobilnya Mbak Vana …."


"Yaudah, janji ya, bakal kunjungi gw lagi …."


" iya …," balasku sambil menutup telepon.


Lihat selengkapnya