Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #91

Part 75


Di hari minggu gw bersiap menunggu kereta. Rena sedang drama melepas gw ke Jakarta, dia tak bisa ikut. Karena Masa sebagai seorang pengacara alias pengangguran banyak acara telah usai dan ia harus bekerja esok hari. Sebenarnya ia ingin melamar di tempat yang sama tapi Nadya tak mengijinkan karena hal hal yang tak ingin gw ketahui.


" kebanyakan drama lu! Gw gak lama"


" tapi gw pingin ikut..."


Yang membuat gw malu adalah Rena nangis drama melepas seolah gw akan pergi selamanya. Gw langsung pergi dengan kepala menunduk malu... Ditambah ia sampai menyeret tangan seolah olah gw menghamilinya dan enggan bertanggung jawab.


" gw hamil, ini anak lu sendiri..." drama Rena membuat beberapa pasang mata memperhatikan kami


" berisik!!"


" ini darah daging lu sendiri! Masa lu ga mau tanggung jawab!" kata Rena berhasul membuat gw semakin malu


" kapan sih gw pernah ngapa ngapain elu codot!?"


Akting tangisnya sdolah olah gw adalah manusia bejat semakin baik. Ya... Mau tak mau gw mengeluarkan jurus.


" pulang nanti gw beliin RC TAMIYA scale 1:14" kata gw


Kini pura-pura tangisnya berganti dengan tawaan renyah, orang yang memerhatikan kami mulai ber raut aneh! Atau sedang bertanya-tanya.


"nah gitu dong jadi sahabat!! Selalu bikin senang dan menyenangkan" kata Rena merangkul dan mengacak acak rambut gw.


" dah... Lu balik, papa lu nunggu tuh"


" awas lu kalo lupa beliin!! Gw ambil ninja lu!!" kata Rena mengacungkan jari tengah.


Gw juga mengacungkan kedua jari tengah.


" fuck you!!" teriak Rena sambil berjalan mundur melepas gw.


" FUCK YOU TOO!!" kata gw segera masuk.




*****



Perjalanan panjang yang begitu melelahkan terbayar dg pemandangan kota Jakarta. Jalanan padat merayap gw lalui, hingga mobil jemputan memasuki sebuah rumah minimalis.


" capek?" tanya Nadya


" lumayan Nad"


Gw langsung duduk di sofa.


" pak, semua bawaan taruh di atas ya" kata Nadya pada sopirnya


Gw mengobrol sejenak, gw sebenarnya masih bingung apa yang harus gw lakukan besok. Gw sudah terlalu biasa menangani mesin mesin tantrum dan sepertinya esok hari gw harus rela berkutat dengan berkas berkas.

Penjelasan Nadya sama sekali tidak masuk di otak udang gw, apa yang tengah ia bicarakan?


" gw tidur dulu ya Nad" kata gw langsung masuk kamar dan pergi berlayar di samudra mimpi


Lihat selengkapnya