Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #93

Part 76


Nadya terlelap di bahu gw, film malam ini belun selesai kami tonton. Ia masih memgenakan handuk membalut tubuhnya. Memang kami Pernah memiliki hubungan spesial meskipun tanpa ada rasa, tapi dibaliknya? Rahasia dibaliknya hanya kami yang mengetahuinya. Nadya sempat mengisi hati gw disaat Nerissa tengah jauh jarak menuntut ilmu.

Gw mengingat ingat masa lalu bersamanya tatkala gejolak masa muda dan keingintahuan mengoyak akal logika. Sebagai muda mudi kami bisa bebas melakukan apasaja, bebas dalam artian sebenarnya hingga diluar logika akal manusia seumuran kami saat itu.

Hingga film usai, gw baru tersadar bahwa kami sudah dewasa. Dan kebebasan itu makin menjadi ketika kami tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Resiko sudah kami perhitungkan dan kami bisa mendapatkan apa yang kami mau walau hanya kesenangan sesaat.


" hmm..." ia mengigau


Gw mengangkat tubuhnya menuju ranjang, melepas apa yang seharusnya dan menyelimutinya tak lupa mengecup keningnya mengucap selamat malam.

Gw merebahkan diri disampingnya, memikirkan apapun yang bisa dipikirkan. Entah bagaimana Nadya bisa kembali memasuki kembali kehidupan gw dan tak pernah bosan berkutat didalamnya. Apa yang pernah kami lakukan di masa muda kini kembali terulang seolah menjelma tanpa ada rasa dosa.



.....




Suara lembut membangunkan gw, Nadya masih setia di pelukan.


" bangun sayang" kata nya begitu lembut menenangkan.


Gw tersenyum melihatnya pagi ini. "jam berapa nih?" tanya gw sedikit kaget dan gusar


" ngapain?? Hari sabtu kok, santai aja" kata Nadya mengeratkan pelukan mencegah gw beranjak


Gw masih mencoba beranjak.


" mau kemana sih, temani kakak dong disini" Nadya menggoda.


" Macam gigolo gw jadinya"


" jelas dong, kan lu brondong gw"


Nadya menarik kepala gw dan mendaratkan bibir mengecup lembut. Perlahan lahan kecupannya makin menggila hingga kami terbuai di pagi ini, pagi penuh dosa bagi kami.


....



Setelah 3 bulan gw mendapat cuti panjang alias ijin liburan dari Tiffany, kakak Nadya.

Gw bersyukur bisa mengistirahatkan diri dari hiruk pikuk ibukota. Aneh mungkin, tapi gw malah merindukan gadis bergigi jelek alias Rena. Sebagai hadiah gw membelikan sebuah RC kelas hobby untuknya. Melihatnya jingkrak jingkrak membuat gw merasa tenang. Apa gw juga mulai terbiasa dengan Rena?

Apa gw terlalu mudah jatuh terlena pada wanita?


Lebih baik gw segera pulang untuk merebahkan diri, lelah gw rasa kembali ke ruangan menyedihkan dan menyenangkan tercampur aduk menjadi kenangan.

Mata enggan terpejam meski tubuh di dera lelah, sepertinya memang gw harus berkunjung ke makam terlebih dahulu.

Gw tendang kick starter dan aroma pembakaran mulai tercium, nyala mesin sedikit tersendat karena tak pernah di nyalakan. Tapi lama kelamaan putaran mesin mulai stabil beriringan dengan meningkatnya suhu kerja.

Gw menarik handle kopling, memasukan gigi transmisi. Masih saja rasanya sama, masih bertenaga tak pernah loyo. Suara khas 2Tak mengiringi laju motor.

Lihat selengkapnya