Aku diam memikirkan tentang Nerissa, tiba-tiba bayangan indah bersamanya mulai melintas liar. Apakah aku dan Nerrisa bisa bersama meskipun dengan perbedaan??.
Tiba tiba pintu terbuka, Nadya datang dengan heboh.
" akhirnya suami gw pulang"
Ia langsung duduk di sebelahku. Tanpa basa-basi ia menarik kepalaku memberi kecupan begitu panas. Tak ada rasa ingin membalas dan membiarkanya begitu saja, pasrah dengan apa yang ia perbuat karena pikiranku masih ada Nerissa.
" ada pikiran apa sayang?? " tanya Nadya.
" hmm..."
" lu kelihatan punya beban pikiran, ada yang ganggu??"
" kok lu tau?" tanyaku.
" sebagai istri yang baik, gw selalu tahu kok... Apalagi raut wajah lu"
" asu! Sejak kapan lu jadi istri gw nyet?"
" sejak lebaran monyet kemaren!"
" haa??"
" ya gw kan gantiin buat jaga lu, otomatis gw jadi istri lu ya njing!"
" mending lu jadi istri gw beneran! Kita kawin" kataku
" hee?? Gila lu!"
" Nadya... Eh! Alice Calden, will you marry me"
" NO FUCKING WAY!! beside, how much money do you have??" Nadya memandangiku jijik.
Aku memberi raut wajah sebal.
" Lagipula gw kristen, ogah mualaf gw... Mending lu murtad aja, masuk kristen"
" anjing! Gila lu!!" kataku kaget.
******
Hari berganti hari berganti bulan melewati tahun baru yang membuat semuanya begitu terasa cepat bagi yang menikmati dan terasa lambat bagi yang menunggu.
" sayang...."
" hmm" kataku menatap layar laptop.
" sayang..."
" hmm" layar laptop masih begitu menggoda dari Nadya.
" gw kan disini nih, masa dianggurin?"
Aku menatapnya malas.
" Kenapa sih??" tanyaku.
" sebagai iatri yang baik, gw harus selalu ada disisi"
" lu gw nikahin gak mau"
" kalo sekarang gw mau" kata Nadya.
" haaa??"
" tapi ya gitu... Lu berkorban dong buat gw"
" apa sih yang enggak, gw rela kok"
Nadya menghela nafas, "lu murtad aja ya... Agama gw bebas kok"