Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #100

Part 82


Gw memutar otak, awalnya gw masih enggan untuk dijodohkan. tapi kali ini sungguh berbeda. Perempuan itu benar benar mirip Mbak Firda, seolah ia merasuk kedalam tubuh perempuan itu.


" Rumahnya mana sih?" Tanya gw dalam hati


Sebenarnya gw enggan untuk menemuinya, tapi paksaan emak membuat gw menurutinya.

Tindakan konyol gw yang tak bertanya terlebih dahulu dimana kediamannya. Segera gw menghubungi emak gw untuk bertanya, selain mendapatkan jawaban gw mendapat bonus makian karena ceroboh. Namanya emak tetaplah emak tapi terdengar jelas emak gw begitu senang dari nada bicaranya.


" Cari siapa mas?" Tanya seseorang dibalik gerbang.


" Cari om mas"


" Jangan main main ya!!" Bentaknya dari balik gerbang.


" Cari om mas!" kata gw ngeyel dengan ikut membentak


" Gak sopan kamu!!" Bentaknya


Gw berteriak memanggil om, " aku datang om!! Aku datang om!"


Penjaga itu keluar, nyali gw menciut melihat badan kekar nan besar itu. Tapi bagi seorang petarung jalanan macam gw tidak bisa menilai terlalu cepat kemampuan seseorang meskipun bertubuh kecil sekalipun. Gw mendorongnya yang berusaha mencengkeram kerah kaos gw. Penjaga cepat memberikan tinju ke wajah tampan cetar membahana gw. Ini adalah pukulan yang keras, gw juga balas tinju area fatal. Gw tarik kepalanya dan mengangkat lutut lalu mendaratkan pada lutut gw.

Serangan gw diterimanya dan membuat gw sedikit lengah tatkala ia berputar dan telapak sepatunya tepat mengenai wajah gw. Membuat gw terpelanting ke belakang menghantam motor gw hingga ambruk.


Gw bangkit dan menyeruduknya hingga terjatuh lalu mendudukinya. Gw beri ia tinju diwajah 2 kali. Dan pertarungan alot masih terjadi ketika ia bisa melepas dan mengunci gw dengan kedua kakinya di leher dan kepala. Tak ingin kalah gw pegang erat kaki kunciannya dan gw berdiri. Kepala gw menjadi sasaran empuk untuk dihujani tinju. Gw segera membanting meskipun leher gw jadi taruhan.


" Berhenti!!! Berhenti mas!!" Sesosok wanita menjerit mencoba melerai perkelahian kami.


" Ngapain kalian berantem??!!" Tanya Om


" Saya gak dikasih masuk om" kata gw


Om hanya menggaruk kepala meskipun rasanya tak gatal.


Didalam gw diobati


" Bagus kan kamar ku mas??" Tanya dia


" Mana ku tau? Kan belum masuk"


" Jangan masuk mas, belum aku beresin" katanya sambil tertawa


Gw lihat baik baik pintu kayu itu terdapat nama lengkapnya dan kini gw tau namanya, Lisa Maharani. Gw mulai berpikir apakah perkelahian baru saja terjadi karena kebodohan gw yang tak mengetahui atau gw memang lupa namanya ialah Lisa??

Bodoh sekali


" Itu kakak ku lho mas"


" Ha??" Tanya gw kaget, " Aww!!" Gw kesakitan ketika ia membersihkan luka gores di dagu.


" Nah yang itu istrinya, kakak ku abdi negara loh tapi dinas di luar kota..."


" Serius??" Gw kaget.


" Ya kamu tau lah mas, ayahku polisi... Gak mungkin anaknya mau ikutan jadi polisi... Kayaknya ayah agak gimana gitu punya calon menantu berandalan" ia tertawa.


" Haa??" Darimana ia tahu? " Tanya gw Dalam hati


" Kok aku tau?? Dilihat cara berkelahimu seperti orang terlatih mas" Lisa seolah bisa menjawab pertanyaan gw.


Gw kaget.


" Hahaha.... Bercanda mas, kan kamu dulu 2 kali ditangkap ayahku waktu tawuran STM" Lisa tertawa terbahak bahak.


Dan sebagai pria sejati gw minta maaf pada kakak laki laki Lisa. Dia juga tak kalah untuk meminta maaf atas ketidaktahuan yang terjadi. Seperti ada sorot takut dari wajahnya. Tentu saja ia takut pada ayahnya, ia akan dihajar ketika berani menyakiti calon menantunya yang paling tampan sejagat raya ini.


" Maaf soal motornya, martabaknya juga ya... Jadi ancur gara gara saya"


" Gak mas, saya yang minta maaf... Gak sopan main kerumah orang"

Lihat selengkapnya