Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #101

Part 83


Kini Nerissa dan Renatta seolah-olah menghilang seiring dengan semakin dekat aku pada Lisa. Mereka kini tak terlihat seperti memang menghilang dengan sengaja.


" Kok ngelamun?" Tanya Lisa.


Aku tersadar, "Kamu mirip mendiang istriku Lis"


" Yang tenang, yang sabar ya mas" Lisa menarik nafas.


" Iya Lis, cuma aku saja yang mungkin belum bisa terima kenyataan"


" Sudah saatnya kita menuju hidup baru mas"


Aku tersenyum, aku membawanya menikmati angin malam kota ini.



******



Aku dilanda demam asmara.

Hehe...

Aku hanya demam biasa, tapi rasa pusing di kepala tak bisa ditahan. Ditambah suhu yang begitu dingin walau sebenarnya cuaca begitu terik.

Aku tak bisa apa-apa selain meringkuk diatas kasur. Deru mesin terdengar merapat. Pintu terbuka dan ternyata ialah Lisa. Bagaimana ia bisa membuka pintu jika kunci cadangan hanya dimiliki Nerissa.

Tak usah terlalu dipikir, mungkin aku saja yang tak mengunci pintu.


" Beneran sakit mas??" Pertanyaan konyol keluar dari mulutnya.


" Iya" kataku yang tak ingin berdebat.


Lisa membuka bawaannya. Ada kotak nasi dan kelengkapannya.


" Makan ya mas, ini pedes lho biar cepet sembuh" kata Lisa yang melihatku menjauhkan kepala karena aroma pedasnya tak terkira.


Aku tak sanggup makan walau 2 suapan, suapan pertama benar-benar membakar lidah.

Nerissa datang disaat-saat seperti ini, dan bukan pertanda baik. Melihat hal itu raut wajah Nerissa berubah, dia langsung meradang


" lu tahu kan dia sakit?? Kenapa lu kasih makanan ginian?? Yang ada makin parah sakitnya!!" kata Nerissa melepas stetoskopnya.


" tapi biasanya kalo makan pedes bisa sembuh..." kata Lisa menyanggah.


" kata siapa??"


Lisa terdiam.


" gw kasih tau ya... Orang demam itu harus makan yang adem, biar perutnya gak nolak"kata Nerissa, aku sendiri tak tahu entah itu benar atau tidak.


Lihat selengkapnya