Jemari tergerak untuk menekan layar memanggil Rena. Cukup lama panggilan berdering yang hingga akhirnya Rena menjawab.
" Ren..."
" Kalo gak penting gw tutup" jawabnya begitu ketus.
" Jadi gini Ren, anu..."
Turut turut turut!!! Panggilan ditutup begitu saja. Rupanya Rena tak ingin suaraku masuk dalam Telinganya.
Betapa bodohnya aku selama ini!. Aku bahkan tak bisa memilih diantara mereka. Seharusnya hanya ada satu yang tersakiti tapi malah kami bertiga yang terluka.
Aku bertekad akan berdamai kembali, mungkin ini tak semudah tatkala kami masih muda. Bedanya Kali ini kami membawa perasaan dan harapan yang tinggi dalam hati.
Aku segera memutar gas menuju rumah sakit karena sebentar lagi Nerissa pulang. Kini aku tengah berada di parkiran menunggunya. Dan tak lama kemudian ia muncul. Ia hanya menatapku sinis.
" Kak Ness, gw Antar lu pulang ya" kataku.
" Gak usah" ia berusaha melepas genggaman tanganku
Ia bersama temannya menaiki sebuah Mercedes biru, temannya menatapku dengan sinis. Rupanya teman seprofesi itu perlu diberi pelajaran. Emosiku tak lagu terbendung melihat pemandangan seperti ini.
" Motor jelek gak usah sombong ya!" Hardiknya.
Aku segera mengeluarkan kunci Inggris.
" Orang primitif kek elu pantes ditinggal!" Katanya segera berlalu.
Aku segera menyalakan motor, tarikan mesin 2T cukup untuk mengejar sebuah Mercedes. Tapi setelah melewati perlintasan, Mercedes itu berhenti dan keluar lah Nerissa dengan membanting pintu. Ia segera menyeberang jalan dan menaiki angkutan.
Dengan cepat aku kembali mengikuti arah laju Mercedes itu dan menghentikan di jalanan yang sepi.
Tangan mengeetuk kaca tapi pengemudi malah memainkan putaran mesin. Terpaksa aku mengetuk kembali menggunakan kunci Inggris untuk sekedar menakuti.
" Jangan deketin Nerissa lagi" kataku tatkala kaca turun melihat wajah arogannya.
" Apa urusan lu dengan incaran gw?"
" Jangan bilang gw gak kasih lu peringatan" kataku dengan nada mengancam.
" Orang miskin gak perlu sok"
Aku berjalan ke depan dan menendang grill, terbukalah air bag dikedua sisi.
" Jangan pernah main-main dengan gw!!" Kataku memberi gertak sambal. Tak perlu aksi nyata jika musuh hanya memiliki kemampuan kecil dalam menyelesaikan masalah secara primitif.