Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #106

Part 87


Penghujung akhir tahun, tak banyak yang bisa gw lakukan sebenarnya. Nerissa masih sulit gw kendalikan, gw benar benar ingin keadaan kembali membaik seperti sedia kala saat semua jawaban bodoh gw tak keluar dari mulut sialan ini.

Gw memilih beranjak, sebentar lagi jam Rena pulang dari tempatnya bekerja.

Hari ini gw akan menyusulnya di kantor, sudah cukup lama gw menunggunya sambil sesekali melihat Smash gw dengan oli bocor memenuhi mesin. Cukup lama motor ini terdiam tanpa ada yang memakai termasuk gw

Gw berkali kali melihat pergelangan tangan seperti orang gila, padahal gw tak mengenakan jam tangan. Cukup lama gw menunggu Rena, dan akhirnya setelah bergulat dengan HP, dia muncul. Gw ajak dia menuju cafe terdekat.


" Ren... Gw minta maaf ya, buat kemarin" ucap gw sore ini.


" iya, gw tahu perasaan lu... Kalo gw diposisi lu, gw juga punya pikiran yang sama. Kalo gw boleh jujur, ucapan lu memang buat gw sakit! Tapi gw seneng lo jujur akan perasaan, Gw juga minta maaf gw bentak sama diemin lu, Gw dulu selalu egois, mungkin sekarang saatnya buat elu yang egois, Gw gak apa-apa" kata Rena tersenyum lembut


" enggak Ren... Gw gak mau egois seperti yang gw bilang kemarin" kata gw


" terus kalo gak mau egois, apa mau lu?? Lari?? " tanya Rena


" entah Ren, gw gak tahu " kata gw lemah


" kapan lu berangkat ke Australia? " tanya Rena menghela nafas panjang


Gw cukup kaget darimana ia tahu gw akan berangkat ke Australia tahun depan. Rupanya memang ia selalu tahu hampir tiap langkah yang akan gw ambil.


" gw gak tahu ren, Mungkin secepatnya " kata gw .


" sebelum berangkat lu harus bisa perjuangin apa yang ada didepan lu" kata Rena menatap gw, tapi gw tak punya keberanian untuk menatap Rena.


" entahlah Ren! Tapi gw ingin segera kesana" kata gw


" lu ke Australia ingin lari atau ada sesuatu? " tanya Rena curiga.


" entahlah Ren... Entah kenapa gw pingin kesana, Dan gw pikir lu mesti tau kenapa gw ingin segera kesana " kata gw bohong, sengaja mengelak pertanyaan Rena. Ada sesuatu yang harus gw cari di Australia.


" iya gw tau, lu cari tempat pelarian... Tapi jika lelah dengan pelarian lu, pulang! Gw disini selalu menunggu " kata Rena lembut menyentuh hati kecil gw


" thanks ya ren, lu memang orang spesial buat gw " kata gw, yang sebenarnya tak ada keinginan pulang setelah gw disana sesuai rencana gw, tapi perkataan Rena membuat gw berpikir keras.


" Ren pulang yuk! " ajak gw


Sore itu gw mengantar Rena pulang.


" eh om, saya mau langsung pamit pulang" kata gw


" kita ngopi ngopi dulu! Saya memaksa!!! " kata papa Rena sedikit menakutkan buat gw! Padahal aslinya ialah pria yang menyukai humor receh. Entah kenapa kadang gw masih menyimpan ketakutan dengan gaya manusia yang satu ini.


Malam itu gw mengobrol dg Rena dan papanya! Banyak yg kita obrolkan, salah satunya tentang kedekatan keluarga! Gw tau arah pembicaraan itu, tapi gw hanya pura pura bodoh dalam hal itu. Dan akhirnya obrolan itu gw akhiri karena malam semakin larut!


" ingat! Kalo lelah dengan pelarianmu Pulang" kata Rena


" iya Ren!! Doakan gw nanti kalo sudah disana "kata gw


Gw menendang kick starter, tapi motor ini sedikit susah menyala.


" Waktunya turun mesin tuh" ucap Rena melihat asap tipis keluar dari knalpot


" Males ah gw... "


Lihat selengkapnya