Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #108

Part 89


Gw tengah berada di parkiran menunggunya, jarang sekali ia berada sampai malam di rumah sakit ini. Cukup lama gw menunggunya hingga ia keluar, wajah lelahnya tak bisa disembunyikan dan tetap begitu cantik di mata gw.


" Mau makan dulu?" Tanya gw


" Gw masak aja ya dirumah" katanya


Gw menelan ludah jika ia ingin memasak.


" Gw bantu ya" kata gw


" Boleh"


Gw lega ia ingin dibantu, mengingat rasa masakannya yang tak karuan itu membuat gw bergidik ngeri. Tak lupa gw ambil bunga di kursi belakang untuknya.


" Thanks" goresan senyum indahnya terukir apik di wajahnya.


Senyumnya tak luntur dalam perjalanan pulang kami. Lagu lagu kembali memunculkan memori tatkala tiap lirik lagu kami nyanyikan. Tiap tarikan suaranya naik turun menembus kewarasan, layaknya kesejukan menyertai dalam musim semi.


" Lu mau ke Jakarta??" Tanya Nerissa


" Iya" gw masih fokus mengemudi


" Di Jakarta lu kerja apa sih?" Ia membuka tas kecil gw untuk membuat isinya berantakan seperti biasanya.


" Aaa... Gw bingung sih"


" Gw serius"


Gw masih berpikir bagaimana cara mengatakan tentang pekerjaan gw yang seharusnya tak boleh dikatakan.


" Janji lu gak marah?"


" Haa??"


" Jadi gini Kak Ness, gw gak boleh kasih tahu pekerjaan gw sebenarnya"


" Maksudnya?"


" Nadya gak bolehin gw umbar tentang pekerjaan"


" Nadya??" Tanya Nerissa.


" Ah, Alice maksud gw" kata gw menyadari bahwa hanya gw yang memanggil nama Alice dengan sebutan Nadya.


Lihat selengkapnya