Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #111

Part 91


Kuping serasa budek mendengar raungan turbine jet. Suara bising melengking kurang teredam dengan baik! Seharusnya aku naik first class. Setelah perjalanan sedikit menyebalkan akhirnya pesawat ini landing. Setelah urusan ini itu anu aku segera keluar bandara. Aku memiliki rencana double kewarganegaraan agar tak merepotkan sesampainya disini, tapi regulasi cukup rumit membuatku membatalkan niat untuk sementara waktu.

Kami masuk taksi mengantarkan ke suatu tempat yaitu tempat menginap di hotel. Di dalam hotel aku menaruh barang, mencuci muka mencoba menikmati suasana malam di sini. Kaki turun berjalan mencoba menikmati dinginnya malam.


Tiba-tiba perut keroncongan, mau balik ke hotel juga terlanjur jauh!. Coba cari angkringan pecel lele ah!!. Aku mencoba berkeliling lagi dan sadar ini bukan di Jakarta!!.

Mata menyapu pandangan, menemukan sebuah restoran sederhana. Aku langsung masuk dan bertanya.


" ada pecel lele??" tanyaku.


Pelayan itu tampak keheranan


" soto?? Rawon?? Nasi kucing??"


Dia masih diam heran.


" emang apaan sih yang ada??" tanyaku sedikit jengkel.


" sorry"


Dan saat itulah aku sadar dan meremas kepala!. Kenapa aku masih lupa kalau ini bukan lagi di Indonesia!! Anjing memang. Aku minta rekomendasi setelah bertanya menu yang memiliki nasi tapi nihil karena kuingat ini masih bukan di Indonesia. Mau tak mau aku menerima rekomendasi menu.

Mata menyapu pandangan dan jika disamakan Indonesia, rumah makan ini bisa disamakan dengan warteg. Makanan sudah sampai, ada sebuah garpu dan pisau!. Kembali bingung, niat hati langsung makan dengan tangan kok ya keliatan bodoh... Ingin menggunakan garpu-pisau kok takut kelihatan amatir... Aku jadi dilema nih! Lain kali aku harus lebih banyak melakukan hal ini.


" something wrong??" tanya pelayan didepan menyajikan minuman.


" no, my friend text me" kataku bohong.


Selesai makan ya tentu kubayar lalu pergi. Di depan tempat ini aku kembali bingung karena samasekali belum istirahat, dan lupa jalan pulang!.

Akhirnya aku bisa kembali ke hotel, mencoba menikmati malam di balkon. Tak lupa bersyukur akhirnya keinginan ke Australia kesampaian. Karena suhu makin dingin, kuputuskan menutup pintu balkon dan beranjak tidur.




*****

Lihat selengkapnya