Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #113

Part 93


" Kak Ness, sudah dong..." kata gw diatas motor, " kita sudah sampai dari tadi lho" kata gw.


Nerissa masih enggan melepaskan pelukan, kaki gw kesemutan menahan bobot motor.


" yaudah, batal deh... Gw nikah saja sama Rena" kata gw


Nerissa langsung melepas pelukan dan langsung menjewer telinga gw.


" becanda!! Elu sih... Kaki gw pegel nahan motor" kata gw


Nerissa tersenyum, gw masuk rumahnya dan langsung mengutarakan niat baik pada keluarganya. Semua tampak saling pandang, gw tahu perjalanan akan menjadi berat.

Tak ada komentar sama sekali dari keluarga Nerissa, gw takut jikalau ini ditolak karena gw seorang muslim.


" Gimana Kak Ness??" tanya gw.


Nerissa tampak diam, sedari tadi dia tak menemani gw berbicara pada ayahnya. Nerissa tampak Diam, lalu beranjak ke dalam. Gw duduk diteras berpikir, memang bodoh gw memiliki niat seperti ini.

Ayahnya kembali duduk di sebelah gw.


" Rissa, kopi..." teriak ayahnya.


Kami saling diam tak ada perbincangan sama sekali hingga kopi datang..


" maaf om, saya emang bodoh ada niat seperti ini" kata gw memulai perbincangan sesi ke dua," maaf om..."


" enggak, om setuju kalian nikah... Om gak peduli nanti bagaimana entah Nerissa jadi mualaf atau kalian tetap berpegang teguh pada agama kalian, kalian udah besar, tahu kok mana yang bener dan mana yang salah" kata beliau mengangkat cangkir kopi ingin meminum tapi malah meniupnya karena masih panas


Gw diam.


" om sudah percaya, kamu orang baik... Kamu jaga Rissa dari dulu, om juga gak mau cari yang lain! Kamu juga tahu kalau keluarga om itu katolik yang taat, tapi bagaimana dengan keluarga mu?? Sudah bicara pada ibumu??" tanya beliau.


" belum om,"


" ya om tahu kamu baru sampai tadi pagi, Bicarakan dulu dengan ibumu, om setuju kalo ibumu setuju" kata beliau sebuah lampu hijau yang bermakna 'gak usah sungkan kalau mau nikah!!'


Tapi pemikiran gw malah kadang mengartikan sebaliknya, apalagi ini terlalu mudah bagi keluarga Nerissa. Apakah keluarga Nerissa tak berpikir kalau gw seorang muslim? Bukankah seharusnya mereka menentang niat baik gw??


Atau mungkin pikiran yqng baru saja terlintas terjadi karena imajinasi gw semata karena ketakutan? Jika memang ini benar, apa emak gw akan setuju?

Tapi, jika memang Nerissa jodoh gw... Maka tak ada yang mustahil.



*****




" jancok!! Lu pulang kok gak kasih kabar??" Tanya Rena yang kaget melihat gw baru saja membersihkan diri.


" Bentar!! Jangan bilang lu punya kunci rumah gw??"


" Emak lu yang kasih" kata Rena


Ia masih sama yaitu menganggap ini rumahnya sendiiri dengan tak merasa sungkan untuk langsung ambil piring dan nasi.

Gw melihat emak gw yang asyik menonton TV, ada keinginan untuk memberitahukan niat baik gw pada Nerissa sore tadi. Tapi kehadiran Rena membuat gw mengurungkan niat, ditambah nyali gw menciut.


" Napa lu?? Kaya stress pulang dari Australia "

Lihat selengkapnya