Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #115

Part 95


" hai Kak Ness"


" hai" kata Nerissa wajahnya tampak murung, ada sembab di matanya


" bentar lagi gw pulang Kak Ness, gw gak akan nyerah agar kita bersama" kata gw


" gak... Gak perlu" kata Nerissa mengusap air matanya


" ingat, semakin kita berusaha makin berarti hubungan ini... Tolong Kak Ness dengerin gw"


" maaf, tapi gw pingin nyerah... " kata Nerissa mulai menangis


" Kak Ness, dengerin gw... Gw bakal.... "

" gw bakal..."


" bakal apa??" tanya Nerissa


" aaa..." gw berpikir sejenak, semua yg akan gw ucapkan tiba tiba menghilang begitu saja

" gw lupa mau ngomong apa" kata gw nyengir


" ini serius!!" kata Nerissa langsung mematikan panggilan, dia ngambek.


Padahal gw memang lupa!! Ah otak tidak bisa diajak kerja sama, kan jadinya ngambek tuh bu dokter.


*****

Berdua malam ini cukup membuat hati gw merasa syahdu. Ia menatap langit, batin meronta memaksakan apa yang ia kehendaki pada pencipta alam semesta ini. Gw belai lembut rambutnya


" Mencintaimu itu hal terbaik kedua yang pernah terjadi dalam hidup gw Kak Ness"


" Hhaa??"


" Iya..." Gw meyakinkan


" Dan yang pertama??"


" Berjumpa dengan lu" kata gw


Ia tersenyum, menyabet wajah gw dengan sapu tangan jorok miliknya.


" Gombal!!"


Gw terkekeh, menatap langit seperti ia yang kembali menatap langit yang sama. Mungkin kami berbeda, tapi gw yakin Tuhan menciptakan manusia tidak dengan perbedaan tetapi manusialah yang menciptakan perbedaan atas nama Tuhan. Sebagian orang menyukai perbedaan agar mengerti arti toleransi dan kebersamaan. Dan gw termasuk golongan pembenci perbedaan karena gw terjerumus setelah mengaitkan hati.


Gw benci dunia ini, apakah hari esok bisa jauh lebih buruk? Rasanya menyesal bangun pagi ini dan beranjak dari ranjang jika mengetahui hari hari gw begitu buruk untuk dilalui.

Lihat selengkapnya