" apa kita harus nyerah aja?" tanya Nerissa.
" gak Kak Ness!! Gak, gw gak bakal nyerah"
" tapi lihat keadaanya... Semua jadi berantakan" kata Nerissa.
" kalo perlu kita lari, gw gak peduli"
" tapi kita tetep butuh restu orang tua, tolong jangan nekat"
Kini aku diam, sebuah bohlam terang muncul! Ide jahat terlintas dengan sangat amat jelas.
" Kak Ness satu-satunya cara, lu mau hamil dari gw kan?" tanyaku.
Nerissa cukup kaget mendengar ide gobl0k ini. Dia menatap mata dan menggenggam erat tanganku. Entah apa yang dipikirkan olehnya dan gw tak yakin apa itu.
Nerissa melepas genggamannya dan menunduk, dia tak ingin melakukan pertaruhan konyol ini.
....
Hari ini rupanya adalah hari yang sangat tidak bersahabat, disaat keluarga Nerissa ke rumahku ada juga si gigi jelek yang seperti ninja yang tak kuketahui kapan datangnya. Aku takut makin runyam urusan saat Rena tahu hal ini, tapi setelah kupikir ulang untuk apa aku takut dengan reaksi Rena. Ini semua demi kebaikanku sendiri, bukan untuk Rena.
Kedatangan orang tua Nerissa adalah ya... Begitulah, Nerissa mulai terlihat kecil, sejak penolakan pertama dia mulai hilang nafsu makan. Dia hanya kerja kerja kerja dan memikirkan keberlangsungan nasib kami.
Orang tua Nerissa berbicara serius diiringi gurauan khas orang tua. Mataku melirik Rena yang santai, tentu saja aku merasa aneh... Tapi biarkan saja. Tetap saja emak menolak untuk memberikan kesempatan untuk kami berkeluarga. Aku terkejut melihat Nerissa yang langsung bersujud di kaki emak dengan terisak.
Emak melepaskan Nerissa dari kakinya, beliau pergi tapi Nerissa masih enggan melepas. Tapi malang tak dapat dihindari, emak terjatuh menghantam lantai. Mulutnya langsung berdarah, Rena kaget langsung melayangkan tamparan keras untuk Nerissa.
Tamparan itu nyaring di telingaku, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Rena dengan amarahnya menampar Nerissa.
Sekuat mungkin kutahan Rena untuk tidak berbuat lebih jauh pada Nerissa. Nerissa pergi mengambil obat-obatan di mobilnya, dia bertanggung jawab dan mengobati emak.
" tolong Ren... Sudah" kataku menenangkan Rena.
Terlihat Rena yang masih memendam amarah, begitu ia ingin membalas perbuatannya.
" Sudah!! Baik lu putusin dokter sialan itu!!" kata Rena.
Aki diam masih berpikir.