Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #118

Part 97


Sepertinya tak perlu lagi kutuliskan kesedihan tentamg kehilangan, semua orang pernah atau akan merasakan hal itu. Dan luka di hati malah semakin dalam, karena memang begini adanya.

Aku masih terdiam, pemakaman ibu tadi sore sangat menyayat hati. Rena mulai berhenti menangis, aku memeluknya erat. Orang datang dan pergi, waktu terus berputar. Apa yang pergi akan terganti, jiwa yang lama segera pergi bersiaplah para pengganti.


....


Hari-hari terlewati begitu cepat, kepergian emak benar-benar kembali membuka luka lama yang malah membuatnya semakin lebar. Nerissa masih enggan berbicara denganku karena ada ketakutan dalam dirinya. Akupun juga bingung apa yang membuatnya bisa begitu ketakutan.


" ada apa Kak Ness??" tanyaku sewaktu ia ikut membereskan barang di rumah.


Ada perasaan takut dalam dirinya yang tidak mengerti, tapi apa yang ditakutkannya?.


" kenapa Kak Ness? Gw gak gigit, tolong cerita ya..." kataku dengan candaan agar ia bisa luluh.


Nerissa masih diam.


" Kak Ness, jangan ngerasa bersalah ya... Semua itu emang takdir, jangan dengerin kata orang-orang" kataku, aku mulai mengerti apa yang ada dalam pikirannya.


Semenjak kepergian ibu, Nerissa selalu menjadi kambing hitam. Bagaimana tidak! karena dia, emak jatuh dan sakit lalu meninggal. Tapi tetap saja aku membela Nerissa, kubela dia didepan keluarga besar. Dan hasilnya?? Aku yang malah semakin dikucilkan. Keluarga besar tak mau berurusan lagi, semuanya menjauhiku. Memang itulah harga yang harus kubayar untuk bersamanya. Dan aku yakin dengan harga semahal itu, kebahagiaan dapat kubeli.


Terkadang orang tua Rena selalu di sini, entah untuk melihatku atau sekedar menemani. Sebenarnya aku tak perlu hal itu, aku sudah mulai terbiasa dengan kesendirian yang pahit ini.




****




Lihat selengkapnya