Kali ini aku sedang menjemput Rena di Gereja, dia belum cukup gila untuk murtad dan menyembah Tuhan lain. Dia ingin menjadi seperti ayahnya yaitu pengawas pembangunan alias mandor merangkap sebagai kontraktor. Kali ini yang dikerjakannya ialah sebuah gereja yang ingin mengecat ulang bagian luar. Dia menjadi pengawas dan melihat-lihat para pekerja yang bersiap pulang pada minggu sore ini. Dia juga mengecek beberapa peralatan masih utuh atau sudah hilang.
" Sudah tahu hari minggu masih saja kerja"
" biar cepet selesai dong" kata Rena.
" itu orang kristen butuh ibadah kampret!... Lu ganggu orang ibadah" kataku.
" Biarin!" kata Rena tak peduli.
Dia mencari musik melalui streaming dan menyambungkan pada tape mobil.
" gimana hubungan lu sama Nerissa??" tanya Rena.
Aku cukup kaget, dia bisa se-santai ini. Bisa jadi dia sudah ikhlas atau sudah menemukan pria lain.
" gimana?? Gak usah sungkan gitu" kata Rena santai.
" ya... Gitu deh, ijin udah turun dari emak gw... Eh Nerissa yang malah gak mau"
Rena malah tertawa, tak ada yang disembunyikan dariku. Dia terlihat santai, atau dia juga sedang berbohong? Biarlah sudah.
" Tumben lu santai, biasanya juga sensi sama Nerissa"
" apa ya.... Gw memang gak peduli lagi sih..." kata Rena.