He Is Not My Brother

Keita Puspa
Chapter #10

Birthday Party

"Kau dapat undangannya, kan?" tanya Val pada Amy.

Mereka duduk di bangku taman sekolah. Amy terlihat bahagia. Val menebak sudah tentu Amy di undang ke pesta ulang tahun Olie.

"Yup! Kau tahu dia bilang apa, Val?" tanya Amy.

"Apa?"

"Dia bilang begini, ehm...'Am, kau tamu spesial jadi kau harus datang.'"

"Benarkah?"

"Tentu saja. Apa ini pertanda Olie suka padaku?"

"Mungkin. Satu hal yang pasti, Amy. Kau harus tampil cantik di pesta itu. Tinggalkan kemeja dan celana. Kau harus memakai sesuatu yang lebih girly, kau tahu maksudku?"

Amy berpikir sejenak. Girly? Ia membayangkan rok, renda, pita, pink, bando dan make up. Make up? Dia paling benci dengan berbagai serbuk dan krim warna-warni yang di oleskan ke bagian wajahnya.

"Kau seius, Val? Aku harus memakai renda dan berdandan?"

"Well... gak harus berubah total, sih. Setidaknya kau harus pakai rok dan sedikit berdandan. Oke?"

Hanya sehari setelah pembicaraannya dengan Val, Amy mulai mengacak-acak lemarinya. Ia hanya menemukan empat rok. Tiga di antaranya adalah rok sekolah.

"Cuma ini?" tanyanya pada diri sendiri.

Amy memandang rok kotak-kotak yang kini ia pegang. Kombinasi garis hitam, merah dan dasarnya yang putih menggambarkan kesederhanaan. Begitu simpel. Lipitannya berpangkal di bawah pinggul, sementara ke arah pinggang rok itu ketat. Panjangnya hanya selutut. Rok itu dibeli tahun lalu saat ia, M dan ayahnya yang sedang libur pergi ke sebuah mall yang besar. Amy melihat sebuah patung yang memakai rok itu. Begitu cantik. Patung itu memakai atasan kaos yang dibalut kardigan merah. Tapi saat itu Amy hanya tertarik dengan roknya saja. Ayah membelikannya dengan senang hati. Tetapi Amy malah hanya memajangnya di lemari tanpa memakainya sampai-sampai ia lupa dengan rok itu.

Amy berjalan menuju kaca dan melihat dirinya yang sudah mengenakan rok itu.

"Tidak buruk," celetuk M dari daun pintu. Ia masuk tanpa dipersilakan lalu duduk di kasur. "Sesekali memang harus pakai rok. Jangan hanya ke sekolah."

"Aku akan memakainya di pesta ultah Olie."

"Kau suka dia, ya?"

"Sepertinya begitu...."

"Serius?"

"Aku rasa begitu."

"Kurasa? Kau tak yakin dengan perasaanmu?"

"Aku gak tahu, M. Aku, kan, belum pernah jatuh hati."

M tersedak minumannya. Kata-kata Amy barusan mengingatkannya pada seseorang yang juga menggunakan istilah 'jatuh hati'. Darimana mereka dapat istilah jadul itu? Apa kata-kata itu akhir-akhir ini populer?

"Kau kenapa? Hati-hati kalau minum."

"Tidak apa-apa. Semoga kau beruntung."

M beranjak dari kasur lalu pergi menjauh. Ia melangkah ke luar rumah, menuju sebuah sungai kecil. Sungai itu airnya jernih dan dangkal. Hanya sebatas lutut orang dewasa. Beberapa bagian memang cukup dalam, tapi tak sampai satu setengah meter. Banyak batu bertaburan di sungai. Dari yang kecil hingga besar sampai seorang dewasa bisa tidur di atas batu itu.

Lihat selengkapnya