He Is Not My Brother

Keita Puspa
Chapter #13

Hilang

Minggu pagi telah datang lagi. Akhir weekend yang pastinya dinantikan oleh semua anak sekolah. Tidur dan bermain sepuasnya. Amy melakukan itu hampir setiap minggu. Hari ini tak terkecuali. Ia berbaring di kasurnya. Sepasang earphone terpasang di telinganya. Entah sudah berapa lama telinganya itu dimanjakan oleh musik favoritnya.

"Amy!"

M berdiri dan memanggil adiknya dari balik pintu. Tentu saja sang empunya kamar tidak mendengarnya. Amy sedang asyik dengan musiknya.

"Amy!!!"

Beberapa kali M memanggil tapi tetap tak ada jawaban. Akhirnya M membuka pintu kamar Amy. Dilihatnya adiknya itu sedang tiduran. Amy menggerakkan tangan dan kakinya seolah sedang memainkan satu set drum kit. M menggeleng lalu mendekati Amy kemudian mencabut salah satu earphone yang terpasang di telinga gadis bermata coklat gelap itu.

"Apaan, sih?" Amy merebut kembali earphone-nya dari tangan M.

"Amy, apa kau tahu Jimm kemana?" tanya M.

Amy mematikan music player, "Apa?"

"Heh... kau ini! Makanya lepaskan earphone itu!" seru M agak sewot.

"Ini sudah aku matikan, kok. Ada apa?"

M duduk di samping Amy. "Jimmi menghilang. Apa kau tahu kira-kira dia dimana?"

"Menghilang gimana?" tanya Amy bingung.

"Tadi Mrs.Larry menelepon. Dia nanyain Jimmi. Katanya Jimmi gak pulang ke rumah sejak hari Jumat. Dia pikir Jimm menginap di sini." M merebahkan diri.

"Mungkin di rumah yang lain. Rumah Zack, Lewis atau Olie mungkin? Anak itu kan tukang nginap di rumah orang."

"Tidak. Mrs.Lary sudah menghubungi semua teman kami dan Jimmi gak ada dimana-mana."

Amy mengangkat badannya untuk duduk, "Memang kemarin kalian gak ketemu? Kakak, kan, lengket banget dengannya,"

"Tidak. Biasanya hari sabtu dia nyamperin ke rumah kita, kan?"

"Uhuh." Amy mengerutkan kening. Ia ingat peristiwa di ruang konseling. "Kayaknya Jimm punya masalah sama bibi."

"Sok tahu. Dia pasti sudah bercerita padaku kalau benar begitu." M memukul Amy dengan guling.

"Yah... terserah kakak. Kudengar dia bolos jam kimia dua kali dan karenanya masuk konseling, kan?"

"Iya, sih." M mengangguk.

"Paling-paling nanti sore dia nyamperin ke sini. Seperti biasa." Amy kembali memasang earphone ke telinganya lalu mulai memutar musik. "Gak usah khawatir."

Lihat selengkapnya