Amy tidak ingin berbasa-basi dengan siapa pun hari ini. Hatinya masih kacau. Ia juga menganggap orang-orang di sekolah pasti mencapnya sebagai tukang rusuh. Padahal, rumor tentang perkelahian tempo hari di jembatan itu baru saja reda. Sekarang malah lebih parah. Ia menendang kakak kelasnya sendiri.
Hanya Zack yang menyapanya di bus itu. Sisanya? Mereka tidak peduli, kecuali M. Tentu saja, karena dia kakaknya satu-satunya.
Untuk menghibur diri, Amy melihat-lihat pemandangan di jalan. Memperhatikan tumbuhan apa saja yang tumbuh di tepian trotoar. Menghitung jumlah mobil yang berwarna hitam, putih, silver, dan merah.
Terdengar kurang kerjaan tetapi itu bisa membuat Amy lupa kalau dirinya tengah diskors. Dan ini hari terakhir ia bisa bersama tim basket sekolah. Sejujurnya itu agak menyakitkan baginya. Ia mulai terbiasa dengan ocehan-ocehan anak-anak basket. Juga teriakan-teriakan semangat mereka ketika berlatih. Atau ketika mereka menggoda para cheerleader.
Setelah hari ini, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya seusai sekolah. Amy merasakan kehampaan. Mungkin seperti inilah rasanya pengangguran.
Tak apa, artinya banyak waktu untuk bermalasan. Hibur Amy pada dirinya sendiri.
Ah, ini adalah waktu untuk membagikan air mineral. Mereka semua pasti haus.
Amy berdiri. "Permisi, boleh aku lewat?" ucapnya pada cowok yang duduk di sebelahnya. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya hingga tidak tahu siapa yang duduk di sebelahnya.
"Silakan," jawab cowok itu.
Hampir saja Amy duduk kembali mendengar suara itu. Tidak yakin, ia melirik wajah si cowok yang berambut seperti seorang tentara itu.
Itu dia!
Disembunyikannya keterkejutan dari wajahnya. Amy berusaha lewat setenang mungkin dan segera mengambil dus berisi air mineral untuk dibagikan. Ia melakukannya sedikit terburu-buru hingga barisan tengah. Ia memperlambat gerakannya ketika berada di belakang.
"Am, cowok yang duduk denganmu itu siapa? Sepertinya aku baru lihat," ucap Olie ketika menerima botol air dari tangan Amy.
"Ah, dia Jimmi," jawab Amy singkat. Buru-buru ia bergerak ke barisan belakang ketika dilihatnya Olie akan berkata-kata lagi.
"Itu beneran Jimmi?" Olie naik ke kursinya, menghadap ke belakang dan bertumpu pada sandaran kursi. "Kapan dia potong rambut? Kok, aku baru lihat?"
"Aku gak tahu, Lie." Langkah Amy semakin cepat untuk sampai di barisan kursi paling belakang.
Orang terakhir yang Amy beri air mineral adalah kakaknya. Sengaja, agar ia bisa leluasa mengobrol dengan M.
"M, tukeran kursi, ya?" pinta Amy.
"Paling depan? Gak mau, ah! Kurang seru," jawab M. "Zack, kau mau duduk di depan?" tanya M pada Zack yang tengah meneguk airnya.
Zack menggeleng sambil melambaikan tangan.
"Ayolah," Amy melirik ke depan, "Kau gak bakal bosan. Di samping, kan, Jimmi."
M langsung berdiri dan memperhatikan kursi paling depan. Sepertinya itu memang kawan karibnya.