He Is Not My Brother

Keita Puspa
Chapter #35

Terjebak

Sampai di depan kelas, Amy terengah-engah. Jantungnya berdebar kencang. Peluh menghiasi wajahnya yang kembali suntuk. 

"Rajin sekali." Aurora telah berdiri di depan Amy dengan tangan memegang sebuah laptop. "Apa setiap hari kau berlari seperti ini ke sekolah?" 

Amy menghiraukan Aurora. Ia mengambil tumbler-nya dan meminum habis sisa infus water. "Aku sedang tidak ingin ngobrol," ucap Amy setelah menutup tumbler. Gadis itu berjalan menuju kelasnya, melewati mantan pacar kakaknya begitu saja. 

"Hei, Amelya Way! Kau berani mengacuhkanku?" teriak Aurora kesal. 

Namun, Amy benar-benar sedang tidak mood untuk berbincang atau sekadar berbasa-basi. Ia terus menyusuri koridor dan masuk ke dalam kelasnya. 

"Matamu kenapa, Am?" Sifa yang berada di meja sebelah melirik Amy yang terlihat kusut. 

"Semalam aku begadang." Amy duduk dan merebahkan kepalanya di meja. "Val belum datang?“

"Sudah. Dia sedang ke toilet."

"Aku mau tidur dulu. Masih ada waktu sepuluh menit. Nanti tolong bangunin, ya?“ pinta Amy. Ia segera menenggelamkan wajahnya di balik lengan yang terjulur di meja kayu yang tebal itu. 


§§§


Aurora bukanlah tipe gadis penyabar dan penurut. Ia merasa sedikit bosan untuk mengadakan rapat dengan organisasi siswa. Meski ia adalah ketua murid, tetapi nyatanya yang melakukan tugas-tugasnya kebanyakan Opheria. 

Siang itu ia sangat bosan setelah membicarakan kerjasama SMA Elang dan Nuri. Apalagi rapat selesai jauh sebelum jam istirahat sehingga sekolah sepi. Ketika bel istirahat berdering dan para murid bergegas keluar kelas, Aurora mencari seseorang yang dapat ia ajak bicara. Opheria masih sibuk dengan urusan kesiswaan yang harusnya ia tangani. 

"Hei! Aku boleh gabung, kan?“ tanya Aurora menghampiri Amy dan teman-temannya yang duduk di kantin. 

Amy hanya mengangguk dengan mulut sibuk mengunyah roti lapis. 

"Wah, Kakak KM SMA Nuri itu?“ tanya Val antusias. Ia memang penasaran dengan anak-anak SMA elit itu. 

"Ya. Namaku Aurora. Hello!" Aurora mengulurkan tangan pada Val. Kemudian ia menyalami Sifa dan Lewis juga. "Kalian mau pesan apalagi? Biar aku yang traktir."

Lewis dan Val saling pandang. 

" Benar, nih, Kak?"

"Yes, honey. Kalian tidak salah dengar. Pesan saja yang paling mahal," ujar Aurora angkuh. 

Amy buru-buru menghabiskan roti lapis dan memesan bola daging dengan dua gelas jus jambu. Lewis, Val dan Sifa pun memesan makanan banyak dengan tidak tahu malunya. Meja seketika penuh dengan makanan. Aurora bahkan harus memegangi gelas lemon tea-nya yang tidak kebagian lapak di meja. 

Sialan! Padahal aku yang bayar semua. 

"Nah, sekarang mari ngobrol." Aurora meminum lemon tea dengan anggun. "Menurut kalian, siapa cowok terganteng di sekolah ini?“

"Olie!“ Serempak empat orang yang ditraktir itu menjawab.

"Oh, si KM. Memang... gantengnya S class." Aurora mengibaskan anak rambutnya yang panjang dan tak ikut terikat ke atas. 


Lewis tersedak kuah bola daging. "Maksudnya apa itu? Jadi, ada kelas A dan B juga?" 

Lihat selengkapnya