He Is Not My Brother

Keita Puspa
Chapter #44

Study Hard

Sepanjang latihan sore itu, Amy dimarahi sensei terus-menerus karena gadis itu tidak konsentrasi. Berkali-kali ia terjatuh terkena serangan lawan. 

"Kalau begini terus, kau tak akan pernah ganti sabuk, Am!“ ucap sensei pada Amy ketika ia membantu gadis itu bangkit setelah terkena tendangan Weni. "Hari ini cukup untukmu! Kau istirahat dan latih konsentrasimu saja!“

"Yosh!“

Amy duduk di tepi lapangan. Segera ia mengambil air dan meneguknya tak sabar. Hari ini konsentrasinya memang kacau. Ini semua karena pelajaran fisika dan kimia yang lagi-lagi gagal ia pahami. Belum tentang tugas matematika. Amy tidak bisa untuk cuek sekarang. Tidak setelah ia memutuskan akan masuk Universitas Cendekia juga. 

Ia tak menyangka akan sesulit itu untuk bisa menggapai keinginannya. Padahal, M dan Jimmi terlihat santai sepanjang masa SMA. Mereka berdua bahkan bisa berprestasi di klub basket. Kakaknya bahkan mengemban tugas sebagai KM dengan baik. Sekarang, Amy baru menyadari kalau dua orang itu memang patut diacungi jempol. 

Semua pelajaran yang mengharuskannya mendapat nilai tinggi membuat Amy pusing dan tertekan. Tidak tahan, Amy membaringkan diri. Ia meletakkan lengannya menutupi mata kemudian mengembuskan napas berkali-kali. 

"Kau kenapa, Am?" Weni duduk bersila di samping Amy. 

"Aku hanya sedang tidak fokus. Ilmu eksak menghantuiku."

Weni tertawa mendengar jawaban Amy. "Kau dapat nilai jelek?“

Amy menurunkan lengan dari matanya. "Tidak. Jangan sampai itu terjadi. Sekarang nilai-nilaiku harus bagus semua." Amy bangkit dan duduk memeluk lutut. "Apa aku saja yang terlalu bodoh dan tidak bisa memahami pelajaran?“

"Yang benar saja!" Weni mengibaskan tangan di depan wajahnya. "Tidak ada orang bodoh. Yang ada hanya orang malas."

Amy melirik wajah pacar kakaknya yang cantik dengan rambut terikat itu. "Berarti aku malas?"

"Bukan malas. Hanya kurang rajin!" Weni bangkit. Gadis itu tersenyum kemudian kembali berlatih dengan seorang gadis bertubuh kecil. 

Amy menatap pacar kakaknya itu dengan kagum. Weni adalah cewek terbijak yang pernah ia ajak bicara. Tidak salah kalau M menyukainya. 

"Baik. Sekarang fokus latihan. Lupakan sains untuk satu jam ke depan!“ Amy mulai bersila dan meletakkan tangannya di paha. Ia mulai menarik napas dan merapalkan prinsip-prinsip karate di dalam hati. 


§§§


M sedang asik membaca buku di dalam kamar ketika Amy pulang. Cowok itu melihat kelelahan di wajah Amy. Adiknya bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun ketika memasuki rumah. 

Amy langsung memasuki kamar tetapi tak lama ia keluar lagi membawa selembar handuk. Gadis itu menuju kamar mandi dengan langkah seperti diseret. 

"Am, kau baik saja?“ tanya M ketika Amy melintasi pintu kamarnya. 

Lihat selengkapnya