He Is Not My Brother

Keita Puspa
Chapter #52

Failed

Sedari tadi, Jimmi dan M gelisah menunggu Amy yang tengah berbicara dengan Mrs. Larry di kamar. M bahkan menempelkan kuping di pintu tetapi tidak terdengar apa-apa. 

"Gak biasanya ibu berbicara selama ini dengan seseorang. Apalagi di kamarnya sendiri. Apa Amy melakukan kesalahan?“ tanya Jimmi menatap M yang masih menempelkan telinga di pintu. 

"Apakah Amy sedang dimarahi, Jimm?“

"Bisa jadi."

Knob pintu bergerak, M menjauhi pintu dan bersikap menunggu bersama Jimmi. Dua cowok itu tertegun melihat Amy dengan wajah tertekuk, mata merah dan ingus keluar dari hidungnya. 

Amy sibuk menghapus air mata. Begitu ia menyadari kalau ada dua orang yang tengah menatapnya, ia berlari dan memeluk kakaknya kemudian terisak lagi. 

"Kenapa, Am?“ tanya M khawatir. 

Mrs. Larry keluar dan terkejut melihat kehadiran Jimmi dan M. 

"Ibu apakan dia?“ tanya Jimmi menatap ibunya tak percaya. 

"Aih... kalian memang pulang tepat waktu." Mrs. Larry dengan pakaian tidurnya mengajak ketiga remaja itu duduk di ruang keluarga. Di tangannya terdapat berkas yang ia letakkan kemudian di meja. 

"Amy gagal ikut jalur khusus masuk Universitas Cendekia," ujar Mrs. Larry menatap Amy yang masih sesenggukan dalam pelukan kakaknya. 

"Apakah nilainya tidak cukup?“ tanya M sembari mengelus rambut adiknya. 

"Sayangnya, bukan karena itu. Nilai Amy bagus, Marsh." Mrs. Larry mengembuskan napas panjang. 

"Lalu kenapa, Bu?" tanya Jimmi penasaran. 

"Karena kasusnya dengan Iren. Itu menjadi catatan hitam. Mereka bilang, mulai tahun ini catatan kelakuan calon mahasiswa juga dipertimbangkan."

"Apa?"

"Ya, sayangnya begitu." Mrs. Larry mengambil berkas dan menyerahkannya pada M. 

"Apa tidak ada yang bisa dilakukan, Bu? Meminta surat pernyataan pihak Iren, misalnya," usul Jimmi. 

Mrs. Larry menggeleng pelan. "Kalau peraturan ini berlaku sejak dua tahun lalu, kalian berdua juga tidak akan lolos seleksi itu karena pernah terlibat tawuran." Mrs. Larry menatap Amy yang telah berhenti terisak. "Dia tidur, Marsh. Pindahkan adikmu ke kamarnya. Biarkan dia istirahat."

M mengangguk kemudian melakukan apa yang Mrs. Larry katakan. 


§§§


Matahari belum juga bersinar, M sudah bangun. Ia menguap di sofa ruang keluarga. Semalaman memang ia tidur di sana bersama Jimmi. Ia tak bisa tidur nyenyak setelah melihat adiknya terpukul dengan berita yang Mrs. Larry bawa. 

M melihat jarum jam yang menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Dua tahun yang lalu, ia tengah bersama Jimmi dan Amy di jalanan pada waktu seperti ini. Melihat matahari mulai bersinar dari balik bukit yang masih dipenuhi pohon jangkung. 

Jimmi terlihat masih lelap. Ia memang baru tidur sekitar dini hari. Cowok itu juga khawatir dengan keadaan Amy. Semalaman ia memikirkan sesuatu yang mungkin bisa mengobati hati Amy. Ia terus mencari dan mencari solusi hingga matanya berat dan akhirnya tertutup rapat. 

Hati M masih was-was memikirkan adiknya. M tahu Amy telah berusaha keras untuk mendapatkan nilai tinggi di setiap mata pelajaran. Ia tahu adiknya tak pernah sekeras ini bersungguh-sungguh. Namun, hasil mengkhianati usahanya. 

Lihat selengkapnya