Zhao Nan keluar dari ruang tamu PickUs beberapa detik setelah Chen Ai keluar. Ia memandang wanita yang sedang berjalan tergesa-gesa itu dari jauh. Pikirannya saat itu dipenuhi berbagai macam pertanyaan dan kenangan. Kami dulu adalah teman baik sekaligus partner mengerjakan tugas di kelas Humaniora. Kenapa sekarang Chen Ai jadi begini? Apa saja yang terjadi selama sembilan tahun terakhir?
Zhao Nan melengkungkan alis ketika ia melihat Chen Ai langsung memasuki mobil dan duduk di samping pengemudi. Orang yang mengemudi mobil itu adalah laki-laki. Jika itu adalah supir Chen Ai, seharusnya wanita itu duduk di belakang. Namun, kenyataannya Chen Ai duduk di sebelah pria itu. Jadi, apakah itu pacar Chen Ai?
***
Luo Wang menghentikan mobil di depan lobi apartemen Chen Ai. "Sudah sampai."
"Terima kasih," ujar Chen Ai datar. Pikiran wanita itu masih melayang ke berbagai tempat.
Luo Wang menggeleng pelan, kemudian menekan tombol pengunci sabuk hingga tali sabuk terlepas tiba-tiba. Chen Ai terperanjat dan mengerucutkan bibir sebal. "Luo Wang, kau mengapa menyebalkan sekali?"
Luo Wang tertawa pelan. "Kau sendiri? Mengapa sejak tadi terus berdiam diri? Kau ini menumpang mobil orang, seharusnya ramah sedikit pada pengemudinya."
Chen Ai menyipitkan mata sambil melirik Luo Wang sekilas. "Suasana hatiku sedang tidak baik, OK? Aku bukan bermaksud mengabaikanmu," ujar Chen Ai sambil menyingkirkan tali sabuk, "besok aku akan mentraktirmu makan siang. Anggap saja sebagai ungkapan terima kasih untuk hari ini."
"Nah … begitu baru bagus. Sering-sering traktir aku, ya," canda Luo Wang.
"Hei, kau ini atasanku. Seharusnya kau yang lebih sering mentraktir," bantah Chen Ai.
Luo Wang terkekeh. Ia mengulurkan tangan, ingin mengusap puncak kepala Chen Ai. Namun, ketika ia melihat Chen Ai sedang sibuk merapikan isi tas dan mengabaikannya, akhirnya Luo Wang menarik kembali tangannya dan mengurungkan niat.
Aku sudah bukan pacarnya lagi sekarang. Kelihatannya lancang kalau aku melakukan hal seperti itu. Empat tahun lalu adalah saat-saat terindahku. Sayang, aku tidak dapat membahagiakannya. Luo Wang mencengkeram buku-buku jarinya sambil menghela napas.
"Baiklah. Aku turun dulu, ya. Selamat malam," ujar Chen Ai singkat. Setelah itu, ia segera masuk ke lobi apartemennya.
Dari dalam mobil, Luo Wang memperhatikan punggung Chen Ai yang berjalan melewati lobi. Pria itu mengembuskan napas begitu Chen Ai tak terlihat setelah memasuki lift. Sebenarnya, sampai kapan hubungan kita akan berjalan di tempat seperti ini? Berapa tahun lagi yang kubutuhkan untuk mendapatkan hatimu sepenuhnya?