HEALING

Penyukalangit_
Chapter #8

PART 7

Bumi terus berputar, tapi hati akan terus diam.

Meskipun telah tergoreskan luka.

Hari ini berjalan sesuai rencana dan juga jadwal. Garin menyelesaikan semua meeting perusahaan dengan sempurna. YA! dia memang bos yang andal. Tapi, entah kenapa hari ini tatapannya terus kosong..seperti sedang memikirkan sesuatu. Nayla tidak berani menanyakan keadaan Garin, sebab gertakan di mobil tadi pagi cukup membuatnya sedikit ngeri, Nayla hanya menebak jika suasana hati Garin saat ini sedang tidak stabil. Okelah biarkan saja.

“Nay, tolong ke swalayan beli makanan siap saji untuk satu malam. Setelah itu taruh saja di mobil.” pinta Garin dengan nada yang datar.

Nayla mengangguk paham dengan instruksi Garin, namun sebenarnya Nayla tidak paham dengan suasana hati Garin saat ini, “Baik pak..”

Setelah pulang dari kantor, Nayla mengantar Garin pulang. Namun kali ini bukan ke rumah Garin, melainkan ke villa miliknya. Sepanjang perjalananpun sama, HENING! tidak ada suara termasuk suara jangkrik. Villa yang dimiliki Garin sangatlah jauh dari perkotaan, bahkan jam 7 malam pun mereka belum sampai. Nayla membawa mobil sambil menelan ludahnya berkali-kali, karena suasannya yang dingin seperti suasana hati Garin saat ini.

Setelah sampai, Nayla terkejut dengan villa yang dimiliki Garin yang sangat mewah, “Wah..apa ini sebuah istana?..” ungkap Nayla pada Garin yang kini wajah datar padanya semakin terlihat dengan jelas.

Garin berjalan masuk dan tidak menghiraukan kata-kata Nayla, lalu langkah kaki Garin terhenti di depan pintu villanya, “Jika kamu ingin pulang ataupun menginap disini, itu terserah saja..” lalu Garin berjalan masuk dan membiarkan pintu villanya terbuka.

“Ya, aku akan pergi!” ungkp Nayla pelan setelah Garin menghilang dari matanya, “Dasar pria yang mood swing!” lanjutnya. Nayla kembali membuka pintu mobil dan melihat makanan yang Ia beli di swalayan tadi belum diambil Garin, “Menyebalkan” ungkapnya sambil menghela nafas dalam.

Nayla masuk ke villa untuk menyimpan makanan dan Ia mendengar sesuatu yang pecah dan teriakan dari atas. “Astaga, apa itu?!” Nayla mencari suara itu dan ternyata berasal dari kamar Garin. Ia melihat kamar Garin berantakan dan kaca yang pecah, termasuk tangan Garin yang penuh dengan darah, refleks Nayla menyebut nama Garin tanpa memanggil bapak “Astaga, Garin!!!” teriak Nayla dan lalu menghampirinya. “Apa yang kamu lakukan!”

Garin hanya terdiam, jiwanya seperti melayang. Garin benar-benar terlihat seperti orang yang kacau. Nayla mengambil kotak obat P3K yang ada di laci lemari Garin. Nayla mengobati tangan Garin yang terluka, Ia melihat kaca kamarnya retak dan penuh dengan darah. Nayla menebak jika kaca pecah itu karena tangan Garin yang kini terluka. Nayla mengobati Garin tanpa mengeluarkan kata-kata. Begitupula dengan Garin yang terus diam tanpa merasakan sakit di tangannya.

Nayla selesai mengobati tangan Garin, “Baiklah sudah selesai” ungkap Nayla. Tapi, kini wajah Garin terlihat pucat dan itu terlihat oleh mata Nayla, refleks Ia menyentuh dahi Garin, “Kok panas banget?” Nayla kaget dengan suhu tubuh Garin yang mendadak tinggi. “Tunggu, aku punya obat di tas, akan aku ambil.” segera Nayla pergi dari kamar Garin untuk mengambil tasnya yang ada di mobil.

Nayla kembali namun kini Garin sudah tertidur pulas, “Astaga dia malah tidur..” gumamnya pelan. Nayla pergi ke dapur dan membawakan air dan kain, untuk di kompreskan kepada Garin.

Nayla mengompres Garin dengan pelan-pelan agar tidak membangunkannya. Lalu, Nayla menyelimuti Garin dengan selimut yang tidak terlalu tebal. Saat itu, Nayla merasakan sesuatu yang membuatnya merasa kasihan pada Garin. “Bagaimana bisa, wajah, bibir dan juga tatapan yang menyebalkan kini berubah seperti bayi yang perlu perhatian..” ungkap Nayla dalam hatinya.

Nayla melihat ke sekeliling kamar Garin yang berantakan, Ia mulai membersihkannya. Malam ini, Nayla akan menjaga Garin.

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Lihat selengkapnya