Tee..nooo..neeet
Itu adalah bunyi pintu yang dibuka oleh seseorang. Nayla telah kembali dari perusahaan yang membuatnya tidak ingin menginjakkan kaki di tempat seperti itu lagi. Nayla menyimpan tasnya dan segera masuk ke kamar mandi. Kegiatan mandi yang akan meredakan emosi dirinya.
Nayla Pramesthi, begitulah nama panjang yang wanita itu miliki. Nayla tinggal sendirian disebuah apartement kecil yang sangat sederhana di tengah ramainya pusat kota Jakarta. Nayla tidak memiliki saudara maupun kerabat dekat di kota metropolitan yang ramai ini.
Nayla adalah terlahir sebagai seorang anak kedua yang ada di keluarganya. Ia memiliki seorang kakak perempuan yang kini telah memiliki satu anak. Sejak usia 10 tahun, Nayla dan kakaknya tinggal bersama neneknya karena ayah dan ibunya telah tiada. Namun tahun lalu, nenek yang menjaga dan merawat mereka dengan penuh kasih sayang, telah pergi dari dunia ini.
Nayla telah selesai mandi, kadar emosi yang dimilikinya telah berkurang. Nayla berjalan menuju dapur untuk memasak makanan. Nayla membuka laci lemari dan hanya menemukan sebungkus mie, lalu Ia membuka kulkas dan hanya menemukan sebutir telur. Untuk kalian yang menjalani hidup sebagai manusia rantauan, kalian pasti akan mengerti betapa bahagianya menemukan mie dan telur di saat tanggal tua. “Makan untuk hidup!” ucapnya
Tidak ada televisi di apartement milik Nayla. Ia memang sengaja tidak memasang televisi, karena untuk menghemat pengeluaran. Selain itu, Nayla jarang sekali nonton televisi, Ia lebih sering menonton film dan drama korea yang Ia download di ponselnya.
Mie kuah rasa soto ditambah telur ala Nayla sudah siap untuk dimakan. Nayla menata makanannya di sebuah meja kecil yang Ia miliki. Nayla memakannya dengan lahap. Nayla makan sendirian dengan penuh keheningan.
Nayla sosok yang ceria, sebenarnya Ia tidak menyukai keheningan. Tapi, sikap itu telah berubah ketika Nayla mulai memasuki dunia kerja. Nayla menyadari bahwa tidak selamanya orang seceria dirinya akan terus ceria, ketika permasalahan menghampirinya, ia akan sangat membutuhkan yang namanya ‘me time’ untuk berfikir. Nayla menyebutnya sebagai ‘First Healing’
Kringg……
Itu adalah suara dari ponsel milik Nayla. Kakaknya yaitu Kinasih menelponnya.
“Lagi apa nay?”