Karena setiap harinya aku selalu bersemangat aku lupa bahwa aku masih bernapas.
Orang-orang berpikir aku adalah orang memiliki semangat tinggi, pemberani atau kalau aku kuat. Dan itu tidak benar, ada hal yang membuatku kehilangan semangat bahkan keberanian. Terkadang aku enggan mengucapkanya. Aku sadar kalau aku juga manusia biasa dalam berbagai cara. Kurasa, aku melihat dunia dengan cara yang berbeda dari orang lain.
Waktuku kecil hidup begitu menyenangkan, dunia bersinar dipenuhi dengan senyuman. Seakan waktu berhenti dan berpusat pada jarum jam kami. Kemana pun aku berlari selalu ada doa di setiap perjalananku yang dititipkan oleh mereka, orang yang selalu mendukungku──kedua orangtuaku.
Dering lonceng mengeluarkan suara beker yang khas membangunkan tidurku. Setelah bangun, aku matikan beker itu dan kembali tidur. Tak lama kemudian, sepuluh menit kemudian kembali berdering. Apakah aku akan melakukan hal yang sama? Seperti tidur kembali? Tentu tidak, aku sudah bangun karena dibangunkan oleh Ibuku.
Setelah mandi, aku bergegas mempersiapkan semua perlengkapan untuk sekolah. Di ruang makan, ada aku, Ibu dan Ayah. Kami bertiga sarapan bersama sebelum mulai beraktivitas.──Jangan lupa sarapan, ya!──Aku pergi ke sekolah dan Ibu dan Ayah pergi bekerja.