Heavenhell : Warlock Covenant

Cassiel Ruby
Chapter #2

Chapter 2. Selamat Datang di Heavenhell Akademi

Beberapa orang tak akan pernah paham, tentang sebuah alunan merdu yang diciptakan bukan untuk menyenangkan, melainkan sebuah peringatan.

-Ethan Diggory-


Bangunan yang terbuat dari batu besar bertumpuk-tumpuk itu menciptakan menara-menara tinggi yang menjulang di setiap penjuru akademi. Kabut tipis yang membuat efek kabur di puncaknya menambah kesan suram yang memang melekat sebagai tampilan Heavenhell saat musim gugur sampai nanti pertengahan musim semi.

Ethan Diggory, berjalan melewati lorong jembatan yang tertutup di bagian atas dengan pilar-pilar rapat yang menjulang di sisi kanan-kirinya dengan pemandangan bebatuan alami dari sungai besar yang membagi dua wilayah akademi ini. Aliran sungainya terdengar menenangkan, berbanding terbalik dengan asumsi seseorang yang memiliki phobia pada ketinggian.

"Mister Diggory, apakah kau tahu sejarah dari jembatan ini?" tanya Mister Rigen yang sedang mengantar Ethan pada ruang musik.

Tentu saja Ethan mengetahuinya, tapi sebaiknya dia berpura-pura untuk menjadi seorang guru baru yang polos dan minim pengetahuan. "Kurasa tidak, ada sejarahnya?"

Mister Rigen tersenyum puas. Dia selalu suka menceritakan sejarah jembatan ini pada setiap murid dan guru baru. "Konon ceritanya. Bangunan ini dulu adalah kastil dari keluarga warlock yang berhasil dikuasai oleh para manusia. Semua warlock dimusnahkan oleh Sir Nicholas, pendiri akademi ini. Jembatan ini adalah simbol dari penguasaan wilayah warlock oleh manusia. Sebelumnya, tidak ada yang bisa menyambungkan dua wilayah ini karena para warlock akan selalu membunuh siapa pun yang mendekat. Tapi, sejarah berhasil diukir, dan di sinilah kita semua, Heavenhell Academy, akademi paling bergengsi di kota ini."

Ethan mengangguk-angguk kecil tanpa menyela. Pengetahuan umum yang sangat bertolak belakang dari apa yang pernah dia dengar. Namun itu bukan hal yang penting, tidak ada hubungannya dengan misi dia sebenarnya.

"Benarkah? Wah! Pasti menyenangkan sekali bisa mengalahkan para warlock itu." Ethan mencoba memberikan reaksi untuk memberi makan ego Mister Rigen yang terlihat sangat berantusias.

"Kau benar. Meskipun kabarnya masa sekarang pun masih ada warlock, tapi lambat laun aku jadi menyangsikan kebenaran cerita itu."

Ethan menjadi tertarik mendengarnya. "Menyangsikan kebenaran cerita?"

"Kau pasti tahu, penyerangan terhadap warlock dan pembakaran gedung tempo hari. Aku rasa itu terlalu berlebihan. Misalkan mereka benar-benar ada, aku tidak pernah melihat hal-hal buruk yang melibatkan warlock."

Ethan memperhatikan raut Mister Rigen yang terlihat serius. Warna putih yang mulai mengambil kilau hitam rambutnya terlihat mengilat di beberapa ujung karena terpaan sorot matahari yang menembus dari celah-celah pilar. "Penjahat, pencuri, pembunuh? Bukankah itu sering dituduh sebagai ulah dari warlock?"

Mister Rigen tersenyum simpul. "Jika benar itu ulah warlock, kurasa mereka tidak akan sebodoh itu untuk memperkenalkan dirinya sebagai penjahat, pencuri, dan pembunuh pada manusia. Kau tahu, kan? Mantra dan sejenisnya. Mereka pasti lebih hebat dari sekedar kejahatan berkelas rendah seperti itu."

"Sepertinya kau paham sekali terhadap para warlock, Mister Rigen?"

Mister Rigen menoleh cepat pada Ethan. Sorot matanya terlihat sedikit gugup, tapi segera dikuasai dengan baik dengan menutupinya menggunakan kekehan panjang. "Aku hanya mencoba untuk bersikap objektif. Selebihnya, aku tidak peduli selama hidup kita baik-baik saja."

Ethan sedikit terkejut dengan pola pikir Mister Rigen yang menurutnya cukup unik. Tidak banyak manusia yang berpikiran seperti itu. Sisi positifnya, mungkin Mister Rigen memiliki kenalan warlock baik yang berhasil memberikan kesan positif.

Lihat selengkapnya