Heavenhell : Warlock Covenant

Cassiel Ruby
Chapter #3

Chapter 3. Target Telah Diamankan

Oh, Dear... satu hal yang harus kau ingat, kau akan tetap kembali pada takdir awal, sekalipun sejarah berusaha untuk mengubur kenyataan.

-Leah Anderson-


Denting piano yang menciptakan alunan La Valse au Clair de Lune darI Eric Christian melantun merdu dari ruang musik. Ethan sedang berada di sana, menunggu kelas pertamanya di hari pertama. Jason sudah berhasil didepak olehnya, bertepatan dengan bel makan siang tadi. Setelahnya, Ethan mengancam untuk memotong uang jajannya jika tidak segera kembali ke kelas.

Bukan suatu kebetulan saat Ethan mendaftarkan Jason ke akademi ini. sepeninggal orang tuanya, tidak ada lagi yang melarang untuk menginjakkan kaki di sini. Sebelumnya, tempat ini seakan terlarang bagi setiap keturunan keluarganya. Padahal, banyak juga dari warlock muda yang belajar di sini. Bahkan sewaktu di kantin tadi, Ethan sempat merasakan ada energi dari elf dan nephilim. Tidak banyak, karena ada satu akademi khusus bagi entitas selain manusia yang terletak di perbatasan antara Heavenhell dan Middlestown—Wellmore Academy.

Kemungkinan, entitas selain manusia yang bersekolah di sini adalah beberapa dari mereka yang tidak mengetahui jati diri sebenarnya. Biasanya, dari keluarga mereka sengaja menutupinya agar mereka tidak mengalami diskriminasi dari para manusia yang sialnya, saat ini sedang berkuasa.

Alasan utama yang selama ini dia percaya adalah: hanya keturunan keluarga Diggory yang bisa membuka pintu rahasia itu dan memicu hal-hal buruk keluar dari sana—lah yang membuat keluarganya melarang mereka untuk menginjakkan kaki di Heavenhell Academy.

Namun ucapan Jason tadi tentang Mister Rigen yang terlihat beberapa kali keluar masuk dari sana membuatnya menyangsikan alasan itu. Jika benar hanya garis keturunan Diggory yang bisa membukanya, berarti Mister Rigen merupakan keturunan Diggory? Sungguh tidak masuk akal. Ethan bahkan baru pertama kali ini bertemu dengan pria tua itu. Lagipula marga pria itu Rigen, bukan Diggory.

"Permainan yang sangat bagus."

Suara lembut dari seorang gadis muda yang berdiri di ambang pintu membuat Ethan menghentikan permainannya. Pria itu menoleh dan tersenyum. "Silakan masuk dan ambil tempat yang kau inginkan. Di mana yang lain?"

Gadis muda itu melangkah masuk dengan terus menatap Ethan. "Sebentar lagi mereka akan tiba. Aku sengaja keluar kelas dulu karena ingin menyapamu lebih dulu, Mister Diggory."

Ethan berdiri, menyambut murid pertamanya dan berpindah pada mejanya. "Rupanya aku tidak perlu memperkenalkan diri lebih dulu karena kau sudah mengenalku."

Gadis muda itu tersenyum, kemudian menyilangkan sebelah kakinya ke belakang dan menunduk memberi hormat dengan sebelah tangan terlipat di depan dada, dan sebelahnya lagi melayang di samping, seakan dia bersiap untuk menari. "Rumor sudah tersebar di penjuru akademi. Seorang master musik ternama pada akhirnya bergabung dan mengajar musik di akademi ini. perkenalkan, namaku Hillary Anderson. Aku tidak biasa berbicara sopan, tapi yang pasti aku adalah murid yang baik dan rajin. Kau bisa mempercayaiku, Mister Diggory."

Sebuah perkenalan yang unik membuat Ethan mengangkat sebelah alisnya. Tidak ada aturan untuk berbicara dengan sopan di penjuru Heavenhell, semuanya sama rata. Hanya beberapa dari orang terdahulu yang masih melakukannya. Mendengar pengakuan bahwa tidak biasa berbicara sopan yang keluar dari mulut seorang gadis muda membuatnya sedikit tertarik. Anak muda zaman sekarang tidak akan pernah menyinggung tentang tata krama dalam berbicara.

Sekilas, Ethan menangkap energi aneh yang berasal dari gadis muda itu. kedua matanya menyipit. Jelas bukan murni energi manusia, tapi dia bahkan tidak bisa memastikan bahwa dia memiliki energi warlock.

Derap langkah membuat Ethan menolehkan wajahnya pada arah pintu. Segerombolan murid yang datang segera meghambur ke dalam ruangan dan dalam sekejap memenuhi semua kursi. Sekitar 29 murid sudah berkumpul di sana, menatap penuh antusias pada Ethan yang telah berdiri di depan mereka. Sebelum memperkenalkan dirinya, sudut mata Ethan sempat melirik ke arah Hillary yang sedang menatapnya sambil tersenyum.

***

Lihat selengkapnya