Hector & the Search for Love

Noura Publishing
Chapter #1

Hector dan Pajangan Cina

PADA SUATU MASA, hiduplah seorang psikiater muda bernama Hector.

Psikiatri adalah bidang profesi yang menarik, te­tapi bisa juga menjadi teramat sulit dijalani, bahkan cukup melelahkan. Demi meredakan sedikit kelelahannya, Hector merancang sebuah ruang konsultasi yang nyaman dengan menggantung beberapa lukisan favoritnya. Khususnya, sebuah lukisan yang dibawanya dari Cina. Pajangan itu adalah sebuah panel besar berbahan kayu redwood yang dihiasi aksara Cina yang indah—atau, bagi mereka yang suka menyebut benda dengan nama sepantasnya, ideogram. Ketika Hector merasa lelah karena semua masalah yang dikeluhkan kepadanya, dia akan memandangi aksara Cina cantik bersepuh emas yang diukir pada kayu itu. Kemudian, dia akan merasa lebih baik. Orang-orang yang duduk di kursi di depan Hector untuk membicarakan masalah yang mereka hadapi juga terkadang akan melirik pajangan Cina itu. Sering kali Hector merasa pajangan tersebut bermanfaat bagi mereka sehingga setelahnya mereka terlihat lebih tenang.

Beberapa orang menanyakan arti huruf-huruf Cina tersebut kepada Hector. Pertanyaan tersebut membuat Hector merasa kikuk karena karena dia sendiri tidak mengetahui artinya. Dia tak bisa membaca aksara Cina, apalagi berbicara dengan bahasa Cina (meskipun dia pernah bertemu seorang gadis Cina baik hati, saat berada di Cina). Jika kau berprofesi sebagai dokter, sangat tidak disarankan membiarkan pasien-pasienmu melihat bahwa ada sesuatu yang tidak kau ketahui, karena mereka senang berpikir kalau kau tahu segalanya. Hal itu membuat hati mereka tenang. Oleh sebab itu, Hector akan mengarang perkataan yang berbeda setiap kalinya, berusaha memunculkan sebuah ungkapan yang menurutnya akan paling memuaskan bagi orang yang bersangkutan.

Sebagai contoh, kepada Sophie—seorang perempuan yang baru bercerai setahun lalu dan masih sangat marah kepada ayah anak-anaknya—Hector menjelaskan bahwa aksara bahasa Cina itu berarti “Dia yang menghabiskan waktu terlalu banyak menyesali hasil panennya yang gagal akan lalai merencanakan musim panen berikutnya.”

Mata Sophie membelalak lebar dan setelah itu dia nyaris berhenti mengoceh kepada Hector tentang betapa mengerikan mantan suaminya itu.

Kepada Roger—seorang pria yang mempunyai ke­bia­saan berbicara kepada Tuhan dengan suara sa­ngat keras di jalan (dia percaya Tuhan juga berbicara kepa­danya, dan dia bahkan dapat mendengarkan kata-kata Tuhan menggema di kepalanya)—Hector berkata bahwa aksara itu berarti “Orang bijaksana berkomunikasi de­ngan Tuhan dalam hening.”

Roger menanggapi bahwa itu memang tepat bagi Tuhan orang-orang Cina. Namun dirinya, Roger, ber­bicara kepada Tuhan yang sungguhan. Jadi wajar baginya untuk berbicara secara lantang dan jelas. Hector sepakat, tetapi menambahkan bahwa, karena Tuhan dapat mendengar dan memahami segalanya, Roger tidak perlu berbicara kepada-Nya keras-keras; memikirkan Dia saja sudah cukup. Hector berusaha melindungi Roger agar tak terlibat masalah saat sedang berkeliaran di luar, dan menjauhkannya dari rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang lama. Roger mengatakan dia sering kali terperangkap di rumah sakit karena memang itulah kehendak Tuhan, dan penderitaan merupakan ujian bagi keimanan.

Pada satu sisi, Hector merasa pengobatan baru yang diresepkannya untuk Roger telah membantu Roger mengungkapkan diri lebih jelas dan membuatnya jauh lebih komunikatif. Di sisi lain, hal itu tidak membuat beban pekerjaan Hector jadi lebih enteng.

Sebenarnya, yang paling melelahkan bagi Hector adalah pertanyaan tentang cinta. Bukan dalam kehidupan pribadinya, tetapi dalam kehidupan semua orang yang datang menemuinya.

Karena cinta kelihatannya merupakan sumber pen­deritaan tanpa akhir.

Sebagian orang lainnya mengeluh karena tidak me­miliki cinta sama sekali.

“Dokter, saya bosan dengan hidup saya. Saya merasa sangat tidak bahagia. Saya ingin sekali merasakan jatuh cinta, merasa dicintai. Saya merasa seakan-akan cinta itu hanya untuk orang lain, bukan untuk diri saya.”

Ini adalah jenis keluhan yang, contohnya, biasa diucapkan oleh Anne-Marie. Ketika dia bertanya apa arti aksara Cina itu, Hector menatap perempuan itu lekat-lekat. Anne-Marie bisa saja tampil cantik seandainya dia berhenti mengenakan pakaian dengan gaya seperti ibunya dan tidak memusatkan seluruh energinya pada pekerjaannya. Hector menanggapi, “Kalau kau ingin menangkap ikan, kau harus pergi ke sungai.”

Lihat selengkapnya