KETIKA SUATU MALAM Hector tiba di rumah, pikirannya dijejali begitu banyak kisah menyakitkan tentang cinta yang didengarnya seharian: situasi ketika seseorang memiliki rasa cinta yang lebih besar dibandingkan yang lain, atau ketika kedua pihak saling mencintai tetapi tidak bisa akur, atau ketika mereka tidak lagi saling mencintai tetapi tidak juga bisa mencintai orang lain, dan kombinasi lainnya. Ini karena meski kebahagiaan dalam cinta memberikan pemandangan indah yang relatif tak berubah, ketidakbahagiaan datang dalam berbagai macam bentuk yang berbeda, seperti yang pernah diungkapkan oleh seorang penulis ternama Rusia dengan lebih puitis.
Clara belum sampai di rumah karena dia selalu menghadiri rapat yang berakhir larut malam. Dia bekerja untuk sebuah perusahaan farmasi besar yang memproduksi banyak obat-obatan ternama di dunia. Perusahaan besar itu senang menghibur diri dengan melahap perusahaan-perusahaan lebih kecil. Pada suatu hari, perusahaan itu bahkan mencoba melahap sebuah perusahaan yang lebih besar dari dirinya, tetapi perusahaan tersebut melawan.
Para atasan Clara menyukainya karena dia adalah perempuan pekerja keras yang sangat cekatan. Mereka sering meminta Clara bicara menggantikan mereka di rapat-rapat atau menyimpulkan laporan panjang yang tidak sempat mereka baca.
Hector merasa bahagia karena para atasan Clara menaruh kepercayaan kepada kekasihnya itu. Di sisi lain, dia tidak suka jika Clara pulang terlalu larut, sering kali terlalu lelah dan tidak selalu dengan suasana hati yang baik. Alasannya karena, meskipun para bosnya sangat bergantung pada Clara, mereka tidak pernah mengajaknya menghadiri rapat-rapat yang sangat penting dengan para bos besar. Mereka menghadiri rapat-rapat itu sendiri, dan berpura-pura bahwa merekalah yang menuntaskan semua pekerjaan atau mencetuskan semua ide cemerlang.
Maka, betapa mengejutkan bagi Hector ketika malam itu Clara tiba di rumah dengan senyum lebar mengembang di wajahnya.
“Hari yang menyenangkan?” tanya Hector, senang melihat Clara tampak begitu bahagia.
“Oh, tidak terlalu sih, terlalu banyak rapat menyela pekerjaanku. Semua orang merasa panik karena hak paten obat andalan kami sudah kedaluwarsa. Jadi, selamat tinggal keuntungan perusahaan!”
“Namun, kau terlihat bahagia.”
“Aku bahagia karena melihatmu, Sayang.”
Kemudian, Clara mulai tertawa. Asal kau tahu, inilah cara Clara bercanda tentang cinta. Untungnya, Hector telah terbiasa dan dia tahu Clara memang benar-benar mencintainya.
“Yah,” ucap Clara, “memang begitu kenyataannya, tetapi aku juga merasa bahagia karena kita menerima sebuah undangan.”
“Kita?”
“Iya, yah, sebenarnya kau yang diundang, tetapi aku diizinkan pergi denganmu.” Clara mengeluarkan sehelai surat dari tas kerjanya dan menyerahkannya kepada Hector. “Mereka seharusnya mengirimkannya langsung kepadamu, tetapi mereka sudah tahu bahwa kita saling kenal.”