Ular itu mencoba menutup rahangnya, namun kaki dan tangan mangsanya merentang menahan rahang yang mencoba memakannya bulat-bulat, saat Zephyr bisa melompat dengan susah payah, Khitta menangkapnya dari ketinggian 10 meter. “terima kasih,” Zephyr langsung merangkul kucing itu erat-erat. “jangan pikirkan itu dulu, pegangan.” Khitta memacu larinya, ular itu berdesis dan mulai mengejar mereka. “Zephyr, kau tidak apa? Zephyr?” Pemuda itu bergumam dengan keras, dia tidak bisa bicara dengan kecepatan Khitta yang belum diadaptasi oleh tubuhnya.
“kalian tak bisa lari, sembunyi pun percuma. Aku akan menemukan kalian.” Ular itu terus meliuk-liuk di antara pepohonan yang rapat di malam yang gelap itu. Khitta terus mencoba mengecoh ular itu dengan pergerakannya, namun usahanya tidak membuat ular itu menyerah. Zephyr tidak bisa membuka matanya sama sekali dan harus tetap merendahkan tubuhnya, angin benar-benar akan menerbangkannya jika dia mengangkat kepalanya sedikit saja.
Khitta mulai terengah. Ular itu tidak berhenti bergerak. Berfikirlah! Ular ini pasti memiliki kelemahan! Khitta menjangkau kekuatannya dan menyalurkannya ke tanah. Beberapa duri perak mencuat darinya, namun sang ular bisa menghindarinya dengan indah. “duri yang bagus, kucing. Itu takkan menghentikanku. Tuanku akan senang jika bisa mendapatkan kepala manusia yang berada di punggungmu itu.” Khitta mendengus kesal, terutama dengan suara ekor ular itu yang terus berderik. Suara itu mengganggu indranya.
Zephyr menyadari bulu Khitta sama sekali tidak mengeluarkan aroma. Khitta! Zephyr memberinya pemikirannya. Ular itu hampir mencapai mereka, dia merasakan kemenangan di ujung wajahnya. Namun dia mendadak berhenti. Khitta memanfaatkan hal itu dan berlari sejauh mungkin. “charget dan seorang chaer. Mereka memang pintar, tidak apa. Tugasku hanya mengejar mereka bukan? Hihi... aku merasa kasihan pada anak itu. Dia menghadapi kami untuk mereka. Hm... Hal itu membuat tuanku marah.” Ular itu perlahan masuk kedalam tanah.
Khitta berhenti dan memastikan ular itu sudah hilang. “Zephyr, sudah aman.” Dia memendekkan lagi bulunya yang membungkus Zephyr sebelumnya. Zephyr menarik nafas dalam-dalam karena dia hampir tidak bisa bernafas di dalam kepompong itu. “dia.... hhhh.. sudah.. pergi?” Khitta mengangguk dan mengatakan ide itu sangat brilian, Zephyr meminta Khitta untuk memanjangkan bulunya dan membungkus dirinya. Zephyr terkekeh, “aku hanya tahu kalau ular melihat menggunakan lidahnya dan bebauan, bukan dengan penglihatannya.”
Hari masih malam, Khitta menyarankan untuk berlindung untuk malam ini. “bagaimana jika ular itu datang lagi?” Khitta mengeruk tanah dan Zephyr memasukkan beberapa kayu di sana dan membuat api. “aku akan membawamu seperti tadi, tenanglah. Aku takkan lengah lagi.” Zephyr menyadari mereka kehabisan stok makanan. “baiklah, aku akan berburu untuk besok.”
“dan aku akan mencari buah-buahan,” Zephyr bersandar ke salah satu pohon di dekatnya. Khitta mengecil dan mendekatinya. Zephyr menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit dan menghela nafas. Aku merindukan rumahku.
~”~”~”~”~”~”~”
Untuk suatu alasan, ular itu tidak kembali. Zephyr dan Khitta melanjutkan perjalanannya. “kurasa Krótalon itu membawa mhir crets.” Zephyr menoleh, “kro – apa?” Khitta menjelaskan Krótalon adalah nama jenis magiacture ular raksasa. Zephyr hanya menjawabnya dengan gumaman panjang, dia benci mengulur waktu di perjalanan ini. Tapi dia bisa mati jika Khitta tidak membawanya menjauh. “ayolah, kita masih bisa mendapatkan bagian yang lain. Kita akan pikirkan cara mengalahkan ular itu nanti,” hibur Khitta saat melihat wajah Zephyr yang tampak lesu.
“ya, aku tahu. Tapi dimana?” Khitta menatap lurus, cahaya bermain didalam matanya, hal itu membuat Zephyr terkagum dan termenung melihatnya. “aku belum merasakannya, tapi... erm, Zephyr, ada apa?” Zephyr tersadar dari lamunannya dan menggeleng dengan wajah absurd “oh, tidak. Aku hanya penasaran mengapa kilauan matamu bisa menari-nari,” kalimatnya ini diikuti dengan tawa terkekeh yang terdengar dipaksakan.
“kau bisa memiliki mata seperti ini,” ucapan Khitta membuat Zephyr terkejut. “matamu akan berubah jika kau menemukan sihir yang sama dengan energi jiwamu. Setiap orang memiliki pola yang berbeda-beda untuk sihir yang berbeda pula.” Zephyr mencoba menutupi semangatnya, namun wajahnya tak bisa membatalkan senyumnya. Khitta senang melihat hal itu, “oh ya, kapan kau akan berburu? Aku ingin melihatnya.” Khitta tertawa “haha! Aku sudah melakukannya sejak tadi. Aku tidak berburu seperti kucing hutan biasa, kau tahu?”
Khitta memunculkan sebuah sangkar berisi seekor burung. Zephyr mendengus melihat wajah sombong Khitta memperlihatkan sangkar perak itu. Namun burung yang berkoak-koak didalamnya terdengar mengatakan sesuatu, dan hal itu membuat Khitta dan Zephyr terkejut. “tunggu! Kau itu ‘kan...” Khitta menghilangkan sangkar itu dan burung di dalamnya melesat ke arahnya dengan amarah. Dia mematuk charget itu beberapa kali sebelum Zephyr menangkapnya dan mengelusnya.