“Dimana aku?” kucing itu mencoba mengendalikan pikirannya, dia sangat pusing. Kepalanya terus menoleh kesana-kemari, memastikan lokasi di sekitarnya. Setiap kali dia mencoba untuk tetap waras, dia akan semakin pusing. Tenox, ya? Saat kesadarannya kembali, dia menggertakkan rahangnya selagi kakinya tak bisa bergerak, dan mulai mengeras layaknya batu.
Zephyr terus memacu kakinya, manusia mengintimidasi, Raven... aku yakin targetku ada disana! Matahari sudah menunjukkan wajahnya kepada dunia, dan para hewan bingung melihat pendatang yang terengah-engah di hadapan wilayah mematikan itu. Zephyr melihat seekor kadal mendekatinya dengan cepat. “manusia, kau ingin masuk kesana, bukan?” Zephyr mengangguk.
Kadal itu menatap hutan yang berbeda dari hutan sebelumnya itu. “aku melihat angin dalam tubuhmu. Kau kuat. Biar kuberitahu satu saran, setelah dari wilayah sihir ini, tolong jauhi wilayah yang penuh dengan tanaman beracun. Para tanaman disini dan disana saling membenci bahkan bila kau hanya membawa bebauan mereka.” Zephyr sedikit terkejut dengan itu, namun dia mengangguk. “akan kuingat, terima kasih.” Kadal itu menjauhinya secepat dia mendekatinya.
Dengan seluruh keyakinannya, dia melangkah masuk. Tempat itu tampak seperti rawa yang kering, tak ada sesuatu yang mengintimidasi seperti cahaya yang meredup di Rafl. Zephyr terus meningkatkan kepekaannya terhadap gatal di tangannya. Dia merasakan sesuatu di sisi kirinya, kakinya langsung bergerak ke arah sana. Namun, sesuatu menggelitik lehernya. Syalku!
Zephyr langsung mengubah arah kakinya dan melompat kearah tanaman yang mencuri syalnya. Sayangnya, dia tidak bisa meraihnya, dan sulur itu terus menjauh. Aku akan terus menjauh, tapi kalau begini, syal itu... Zephyr termakan ego-nya, dia memilih berlari mengikuti sulur itu masuk lebih dalam ke wilayah itu.
“diam! Jangan sentuh syalku!” Parrid bingung dengan hal itu dan menanyakannya. Zephyr sebenarnya enggan mengatakan itu, namun dia mengatakan benda itu adalah titipan ibunya untuk dijaga dengan baik.
Zephyr berhenti saat menyadari dia berada di tempat lain.
Tempat itu ditumbuhi satu jenis tanaman, dan tanaman itu tersusun sangat rapi. Apa aku benar-benar berada di tempat yang sama? Pikirnya beberapa kali. Zephyr memperhatikan setiap semak-semak yang tersusun itu. Bunga putih yang tumbuh darinya benar-benar unik, namun perhatian Zephyr langsung tertuju kepada syal-nya yang berada di salah satu semak yang berada di tengah-tengah formasi itu. Zephyr mendekatinya dan menarik syal itu dan memakainya di lehernya.
Disitu kau rupanya, ayolah, kita harus mencari mhir crets. Dan hal aneh mulai datang lagi, pandangannya serasa kabur seketika. Keseimbangannya mulai berkurang, Zephyr menoleh ke semak di tengah-tengah itu. Semak itu dipenuhi bunga berwarna putih dan wanginya terlihat menyebar. Gawat, ini jebakan lagi! Zephyr mencoba berlari sebisanya, namun seseorang memanggil namanya.
“si... siapa kau?” Pria itu tersenyum ramah, “ini aku! Apa kau tidak ingat?” Zephyr mundur beberapa langkah dan menyenggol semak-semak penuh bunga di sampingnya. Kepalanya mulai terasa berat lagi. Racun! Dia aktif saat tersentuh! Zephyr mencoba mempertahankan kewarasannya, namun dia malah terduduk dan puluhan visi yang berlalu-lalang di matanya muncul entah darimana. Hentikan ini! Aku tak tahan!
Zephyr mendengar tawa seorang pemuda, dan sekilas dia melihat seseorang berbincang dengan Raven. Dia juga melihat burung yang melesat dengan bunga merah di paruhnya, Parrid! Visi lainnya adalah sebuah dart yang menancap di foto yang menunjukkan dirinya, semakin lama, visi-visi itu semakin tidak ia mengerti. Satu yang paling dia ingat adalah pria yang jatuh saat matanya tertebas oleh sesuatu yang bentuknya seperti kayu.
Zephyr menekan kepalanya yang terasa sangat berat, nafasnya tersengal melihat semua itu, lalu suara angin yang membelah ketenangan muncul diantara visi itu. Dia melihat seorang pemuda, mengenakan jubah hitam dan baju serba hitam. Tangannya menggenggam sebuah ranting di tangan kirinya, seekor burung putih bersayap hitam terkapar di tanah dengan sayap kanan yang patah. Kenapa? Siapa dia?! Kenapa wajahnya benar-benar sama denganku?!