Hedorâ Line

Jasmin Fahma Aulia
Chapter #19

Civil War

Hedorâ? Apa yang ibu maksudkan?”

“cukup, Zephyr. Ibu tahu semuanya, alasan ibu mengirimmu kesini bukan karena alasan sekolah. Aku ingin kau menuntaskan pekerjaanku yang tidak selesai. Juga, mengakhiri perang antar dua kaum ini.” Zephyr tidak percaya, “ibu, seorang chaer?” Hera mengangguk dan membuat Zephyr terkejut setengah mati. “tolonglah Zephyr, kini ibu mengerti tugas ini takkan mungkin di lakukan dan kaum Hedorâ selain dirimu takkan menghentikan perbuatannya!” Zephyr mendekatinya dengan cepat, “jangan kemari! Zephyr!” terlambat.

Kaca dibelakang Hera pecah berkeping-keping. Wanita itu seolah di tarik sesuatu dan di lempar ke lantai bawah. Zephyr mengerahkan sihirnya dan menahan ibunya di udara. “Zephyr! Larilah! Kau takkan menang!” dia tiba-tiba menggerakkan kakinya dan berdiri di atas angin, gerakan itu bukan gerakan yang diinginkannya. Zephyr murka, dia meraung marah, “SIAPAPUN YANG MELAKUKAN INI! HENTIKAN!!” Hera terlepas dari pengaruhnya dan mempertahankan diri berada di atas angin.

“Zephyr! Kaburlah selagi ada kesempatan! Ibu—” Zephyr tercekik dan merasakan cakaran di pelipisnya. Dia menendang pelakunya dan mencoba untuk tidak menyentuh satupun nardén yang tergeleak disana, matanya terbelalak saat menyadari siapa yang mencakarnya. Pemuda itu menjilati darah yang melumuri tangan berkuku tajamnya. Taringnya yang bak vampire itu mengintimidasi Zephyr dalam sekali tatap, tapi bukan itu yang membuatnya terbelalak sampai tidak mampu berkata-kata.

“Wah, wah, Zephyr! Kau tak pernah bilang darahmu sesegar ini! Sudah lama sejak terakhir kali, aku merasakan rasa ini. Yah, tidak mengejutkan juga sih, kau memang spesial.” Zephyr mencengkramkan tangannya sekuat tenaga, rahangnya mengeras melihat orang yang ada di tangga sambil menyunggingkan senyum mengerikan. “aku senang bertemu lagi denganmu lagi, kawanku. Atau, bisa kusebut, sepupuku.” Zephyr semakin terkejut, “Mezo Ghivera...”

"tidak, aku bukan Mezo Ghivera. Nama keluargaku Atleda, sama sepertimu. Aku benar-benar menanikan wajamu itu, Z"

Pemuda itu tertawa sekencang-kencangnya, para nardén yang tergeletak disekitar sana juga Hera yang semula terbang di udara tiba-tiba melesat menuju lantai dua. “IBU!!” Mezo meninju wajahnya dan menginjak dadanya, menahannya di lantai. “kau tahu? Lawanmu sekarang adalah aku. Orang yang mengendalikan ketiga magiacture yang menahanmu di hutan untuk mencari lima potongan kertas tidak berguna itu.” Mezo melompat mundur, dia memutar pergelangan tangan kanannya, dan membuat Zephyr berdiri secara paksa. Zephyr mencoba mengendalikan tubuhnya, tapi dia tidak bisa melakukan apapun.

“Sihirku, ini adalah sihirku. Bahkan ibuku, adik dari ayahmu itu tidak bisa menyempurnakan kekuatan ini.” Zephyr mencoba menggerakkan mulutnya “aku… tak punya sepupu!” Mezo menggeleng dengan senyumannya. “ayahmu memiliki adik perempuan. Dia adalah ibuku. Wanita itu terlalu bertolak belakang dari ayahmu si pengkhianat Hedorâ untuk diceritakan padamu, bahkan ibumu tidak mengetahuinya.” Zephyr mencoba memfokuskan kekuatannya ke angin yang ada di sekitarnya. “tidak-tidak… kurasa sudah waktunya mengambil alih kesadaranmu ya?”

Zephyr merasakan tubuhnya seolah di tarik oleh tangan yang mencengkram kuat tubuhnya. Dia tidak bisa mempercayai Mezo melakukan hal itu, dia juga tidak menyangka apapun yang dikatakan ibunya ataupun sahabat karibnya. Dia kalah, tapi bagian dari jiwanya menolak kenyataan itu. “ZEPHYR!!” Mezo terhantam angin cepat dan kehilangan konsentrasinya. Zephyr terlepas dari pengaruh sihirnya dan mengeluarkan pena kayunya. Saatnya mencoba teoriku.

Zephyr menorehkan garis-garis di udara membentuk sosok harimau dari garis-garis sihir yang berkesinambungan. “maju! Tahan orang itu!” sihir itu langsung menerjang maju dan menahan Mezo di tempatnya. Pemuda itu terkagum dengan sihir yang menahan kepalanya di lantai “HAHA! Sudah kuduga! Kau layak untuk di bunuh, sepupuku! Pengkhianat kuat sepertimu dan ayahmu tidak seharusnya ada di keluarga ini!” Mezo memutar tangannya dan membuat Zephyr terjungkal dan duduk di lantai.

Harimau buatan Zephyr menghilang dan Mezo menerjang maju, Hera menghalangi jalannya dengan angin besar yang menerbangkannya. Mezo teralihkan dan menjatuhkan Hera dari udara dengan keras. Zephyr mengamuk dan memaksa tubuhnya berdiri meski sakit menguasai tubuhnya. “kau, kau keterlaluan, Mezo!” Mezo tertawa keras dan mematahkan sihirnya terhadap Zephyr. “kalau begitu, kejarlah aku. Sepupu.” Zephyr memacu kakinya dan mengejar Mezo yang terus berlari menuju lantai dua, Hera mencoba menghentikannya, namun tubuhnya tidak bisa bergerak.

~”~”~”~”~”~”~”~”~”~

Lihat selengkapnya