Scene 1: The Setup Lokasi: Kwangtung Oriental - Lantai 2 (Private Room) Waktu: 23:00 WIB
Restoran sudah gelap. Kursi-kursi di lantai satu sudah dinaikkan ke atas meja. Bau sisa masakan hari ini bercampur dengan aroma pembersih lantai.
Di ruang private lantai dua, Liu Kang Wei duduk sendirian. Dia melirik jam tangannya yang berlapis emas. Sebagai Kepala Logistik Earth Dragon Clan, Liu bukan orang yang suka menunggu. Tapi janji pertemuan malam ini terlalu penting: "Penyelesaian Sengketa Tanah Glodok".
"Anak itu telat," gumam Liu, jarinya mengetuk meja.
Di sudut gelap dekat pintu dapur, sepasang mata mengawasi.
Sosok itu mengenakan pakaian khas: Tangzhuang hitam lengan panjang, persis seperti yang biasa dipakai Adrian Sutanto. Rambutnya diikat manbun. Postur tubuhnya diduplikasi dengan presisi menakutkan—tinggi 174 cm, berat sekitar 68 kg.
Tapi ini bukan Adrian.
Ini adalah "Bayangan Langit"—agen operatif Heaven Clan yang dilatih untuk satu tujuan: menghancurkan tanpa terlihat.
Si Bayangan menyentuh earpiece kecil di telinganya.
"Target secured?" suara Jerry Hartanto terdengar statis namun jernih di seberang sana.
"Positif. Dia sendirian," jawab si Bayangan. Suaranya datar, tanpa emosi.
"Lakukan. Make it messy. Make it look personal."
"Copy."
Si Bayangan menarik napas, lalu mengeluarkan senjata dari balik punggungnya. Bukan pistol, bukan kawat garrote. Tapi sebuah pisau dapur stainless steel premium. Pisau itu dicuri dari set pribadi Adrian dua jam lalu.
Dia melangkah keluar dari kegelapan. Langkahnya sengaja dibuat sedikit berisik, meniru langkah Adrian yang berat di tumit.
Scene 2: The Murder Lokasi: Private Room Waktu: 23:05 WIB
"Akhirnya muncul juga loe," Liu Kang Wei menoleh saat pintu terbuka. "Gue kira Benteng Utara nggak punya nyali buat negosia—"
Kalimatnya terputus.
Si Bayangan tidak datang untuk bicara. Dia bergerak cepat, menerjang meja bundar itu.
Liu, yang punya insting petarung (meski sudah tua), mencoba berdiri dan menangkis. Tapi gerakannya terlambat satu detik.
ZRASH.
Pisau dapur itu menghunjam masuk. Bukan sembarangan tusuk. Bilahnya masuk tepat di sela rusuk, menembus langsung ke jantung. Satu tusukan fatal.