Scene 1: The Bully Confrontation (Gravity Check) Lokasi: Koridor Gedung C (Dekat Vending Machine) Waktu: 13:00 WIB
Suara tawa berat menggema di koridor. Sonny Trianto lagi nyandar di deretan loker, dikelilingi dua kroconya. Di depan mereka, ada mahasiswa berkacamata tebal yang lagi dipaksa "donasi" buat makan siang Sonny.
"Udah lah, jangan pelit kayak temen lo si Adrian itu," ledek Sonny keras-keras, sengaja biar orang lewat denger. "Udah pelit, pembunuh lagi. Cih. Dasar masakan Glodok, isinya racun semua."
Darren, yang baru keluar dari perpustakaan, berhenti sejenak. Tangannya yang memegang kaleng kopi meremas pelan.
Nghina dia? Fine. Nghina Adrian yang lagi mendekam di penjara dan Pak Hendra yang lagi koma? Personal foul.
Darren berjalan lurus melewati mereka. Tatapannya lurus ke depan, wajah datar.
"Woy, mata empat!" panggil Sonny. Dia nggak suka diacuhin.
Darren tetep jalan.
Sonny mendengus. "Sombong amat lo, bangsat."
Saat Darren tepat di sebelahnya, Sonny dengan sengaja menyentakkan kaki kanannya keluar—teknik sweeping dasar buat njegal kaki Darren. Simpel, kasar, dan biasanya efektif buat bikin orang nyium lantai.
Tapi Darren bukan orang.
Di sepersekian detik sebelum betis Sonny nyentuh kakinya, Darren melakukan micro-shift. Dia nggak melompat. Dia cuma... ngilangin tumpuan berat badannya.
Kaki kanan Darren geser 2 sentimeter ke kiri, lalu sedikit menahan ujung sepatu Sonny.
Hukum fisika mengambil alih. Momentum tendangan Sonny nggak nemu sasaran, malah ketahan di ujung.
"Wo—?!"
Sonny kehilangan keseimbangan. Badannya yang gede oleng ke depan kayak pohon tumbang.