Scene 1: The Invitation (Social Checkmate) Lokasi: Koridor Utama JIFU (Depan Mading Digital) Waktu: 14:00 WIB
Darren sedang berdiri, pura-pura membaca pengumuman beasiswa, padahal otaknya sedang menyusun rute pelarian untuk nanti malam. Dia butuh alibi kuat. Sesuatu yang publik, ramai, dan bisa menyamarkan fakta kalau dia bakal menyelinap keluar menemui kontak Pengemis Barat.
"Darren!"
Suara itu membelah keramaian. Lina Feng berjalan mendekat, diikuti dua asisten pribadinya yang repot bawa tas belanjaan.
Seketika, koridor hening.
"Eh, Kak Lina?" Darren berbalik, pasang muka kaget standar.
"Nanti malem loe sibuk nggak?" tanya Lina to the point, matanya berbinar jahil. "Bokap gue baru buka klub baru di SCBD. The Phoenix. Gue butuh temen ngobrol yang nggak ngebosenin. Loe dateng ya?"
Undangan VIP. Dari Putri Flame Phoenix. Di depan umum.
Di pojok koridor, Clarissa Huang yang lagi touch up bedak nyaris matahin lipstiknya. Mukanya merah padam nahan iri.
"Kok bisa?! Si kacamata cupu itu?!" batin Clarissa menjerit. Dia udah abisin jutaan rupiah buat dandan tiap hari demi di notice lingkaran elit, tapi Darren—yang pake kemeja flanel lusuh—malah dapet tiket emas.
Darren melirik Clarissa sekilas, lalu tersenyum ke Lina. "Klub malem? Wah, gue nggak punya baju bagus, Kak. Tapi... kalau Kak Lina yang ngajak, gue usahain."
"Gue tunggu di VIP jam 9. Jangan telat, Nerd." Lina mengedipkan sebelah mata, lalu melenggang pergi.
Darren tersenyum tipis. "Alibi secured. Plus, kesempatan observasi Flame Phoenix dari dalam. Two birds, one stone."
Scene 2: The Club Scene (Red Velvet & Lies) Lokasi: The Phoenix Club - SCBD (VIP Balcony) Waktu: 21:30 WIB
Dentuman bass musik EDM mengguncang dada. Sinar laser merah dan oranye menyapu ruangan, menciptakan ilusi seolah-olah klub itu sedang terbakar—estetika khas Flame Phoenix Clan.
Di balkon VIP yang terpisah kaca satu arah, Lina Feng duduk di sofa beludru hitam. Dia mengenakan mini dress merah tanpa lengan yang memamerkan kulit putih mulusnya. Dia terlihat seperti Ratu di singgasananya, memegang gelas champagne sambil menatap lautan manusia yang berjoget di bawah.
Darren duduk di sebelahnya, memakai kemeja hitam polos (jas taktisnya dia tinggal di motor).