Heir of Shadows

R. Rusandhy
Chapter #14

DANCING WITH THE DEVIL

Scene 1: Drunken Chaos Lokasi: Interior Gudang 4 - The Killing Floor Waktu: 00:05 WIB

Dua puluh pasang mata menatap Darren. Senjata rakitan, parang, dan rantai kapal sudah di tangan mereka. Tapi nggak ada yang berani maju. Mereka ngasih ruang buat bos mereka. Lingkaran kematian terbentuk di tengah gudang.

Ferdy "Mabok" Antonio jalan sempoyongan mendekati Darren. Dia nyeret dua golok karatan di lantai beton. Srek... srek... srek... Suara gesekan logam itu bikin ngilu gigi.

Ferdy berhenti dua meter di depan Darren. Dia ngendus udara, dramatis banget, kayak anjing pelacak rabies.

"Hmm..." Ferdy nyengir, nampilin gigi emasnya. "Wangi sabun bayi... Wangi deterjen mahal... Wangi..." Mata Ferdy yang merah menyala menatap Darren tajam. "Wangi mahasiswa."

Darren nggak jawab. Dia masuk ke stance defensif rendah. Tangan kanan di depan, tangan kiri dekat pinggang. Matanya terus tracking gerakan Ferdy. Analisis: Kaki kiri pincang dikit? Palsu. Itu tumpuan berat badannya. Golok di tangan kanan lebih berat. Power hand. Pupil dilatasi. Pain threshold tinggi.

"Lo pikir ini kampus, Dek?" Ferdy terkekeh. "Di sini nggak ada dosen buat nyelamatin pantat lo."

ZRASH! Tanpa aba-aba, Ferdy ngayun golok kanan horizontal. Cepat. Terlalu cepat buat orang mabuk. Darren ducking (nunduk) sepersekian detik. Angin sabetan golok itu nyaris motong rambut atasnya.

Darren langsung counter. Dia maju, ngelepasin palm strike (hantaman telapak tangan) keras ke ulu hati Ferdy. BUK! Suaranya padat. Itu pukulan yang harusnya bikin orang normal muntah dan pingsan karena diafragma kejang.

Tapi Ferdy cuma mundur setengah langkah. Dia malah ketawa. "Geli, anjing!" Ferdy langsung bales pake lutut. Darren nangkis pake siku, tapi tenaga Ferdy brutal. Darren terdorong mundur tiga meter, sepatunya berdecit di lantai beton.

Darren meringis pelan, ngibasin tangannya yang kebas. "Sarafnya mati rasa," batin Darren. "Alkohol plus obat-obatan. Dia tank. Pukulan biasa nggak bakal mempan kecuali gue patahin tulangnya."

"Kenapa mundur?" ledek Ferdy. Dia meludah ke lantai. "Sini, kita dansa lagi!"

Scene 2: The King of Grease Lokasi: Area Tengah Gudang (Lantai Berminyak) Waktu: 00:10 WIB

Darren mutusin buat naikin tempo. Kalau brute force nggak mempan, dia harus pake speed. Dia aktifin Wind Step. Darren bergerak zigzag, ninggalin afterimage samar. Dia nyari blind spot di sisi kiri Ferdy.

Tujuannya: Saraf vagus di leher. Satu hantaman presisi, aliran darah ke otak putus. Pingsan.

Lihat selengkapnya