Helena

Momo Shiny
Chapter #1

Bab 1. Pernikahan Putri Kesayangan

Gadis yang telah dipacari Romeo selama enam bulan, saat ini terlihat begitu anggun mengenakan pakaian adat Sunda bernuansa putih. Tak kalah menjadi pusat perhatian, Romeo juga tampak gagah memakai setelan jas berwarna senada dengan pengantinnya. Mempelai wanita serta beberapa orang yang mengiringi perlahan menghampiri Romeo. Namun, bukannya menatap sang kekasih, pemuda yang beberapa saat lagi akan mengucap janji suci itu justru terus memandang ke arah seseorang yang berdiri tepat di samping calon pendamping hidupnya. Mata Romeo hampir tak berkedip saat menatap wanita yang lekuk tubuhnya terbalut kebaya biru tua. Ia bahkan menelan ludah ketika lawan jenis yang mengalihkan pandangannya itu semakin mendekat. 

Wanita berkulit putih bersih itu menjulurkan tangan. Disertai senyum, Romeo pun menyambut jemari lentiknya dengan lembut. Ketika bersentuhan, Romeo mulai membayangkan yang tidak-tidak. Ia berpikir, lelaki normal mana yang tidak menganggap wanita ini begitu memesona. Ia tak menyangka, ternyata calon ibu mertuanya sungguh aduhay.

“Mamah harap kamu dapat menjadi suami terbaik untuk Bella.” Tak hanya bentuk fisiknya, suara wanita berlesung pipit itu pun terdengar merdu mendayu di telinga Romeo.

Romeo hanya mengangguk. Ia masih terbuai oleh pesona calon mama mertuanya. 

Akad nikah berjalan dengan lancar. Begitu pula dengan resepsinya. Gedung pernikahan seolah terisi oleh aura kebahagiaan yang terpancar dari Bella. Gadis itu tidak memberi jeda pada senyumnya. Ia merasa, hari ini adalah hari terindah dalam hidupnya.

Di pelaminan, Romeo berbisik,” Bella, itu beneran Mama kamu?”

“Iya, kenapa? Cantik, ya? Banyak kok yang bilang,” jawab Bella sambil menyambut tamu undangan yang memberi ucapan selamat.

“Ga nyangka aja.” Romeo menimpali.

“Jangan bilang kamu tergiur kecantikan mamaku. Awas ya kalo—”

“Ya enggaklah … gila kali. Masa aku ngincer Mama kamu.” Sambil mengucapkan kebohongan, Romeo terus melirik ke arah mama mertuanya.

Sebelum hari pernikahan tiba, Romeo memang belum pernah bertatap muka dengan Helena, wanita yang saat ini telah menjadi ibu mertuanya. Baru pada kesempatan ini mereka berjumpa. Sesuatu yang tak disangka-sangka, seorang Bella yang perawakan fisiknya kurang menarik, justru memiliki ibu yang luar biasa cantik.

Romeo dan Bella berkenalan melalui media sosial. Sebulan terus berkomunikasi, mereka mulai saling nyaman dan memutuskan untuk berpacaran. Hubungan jarak jauh pun terjalin karena keduanya tinggal di beda kota. Saat kencan, selalu Bella yang berkunjung ke kota tempat tinggal Romeo. Gadis yang selalu menghamba cinta kepada kekasihnya itu harus menempuh waktu sekitar 4 jam untuk menjumpai sang pujaan hati. Tak pernah sekali pun Romeo berinisiatif mengunjungi Bella. Ia hanya menerima dan terus menerima.

Bella yang begitu mencintai Romeo seringkali dimanfaatkan, termasuk untuk urusan keuangan. Namun, meski sadar telah dimanfaatkan, Bella tak peduli dan tetap mempertahankan hubungannya. Saat ini Romeo sendiri tidak bekerja. Ia hanya seorang pengangguran yang bahkan sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja harus menadah dari Bella. Untuk alasan keuangan jugalah Romeo mau menikahi Bella. 

Romeo terlilit cukup banyak hutang. Ia menikahi Bella agar gadis itu mau membayarkan segala hutang-hutangnya. Segala biaya serta persiapan pernikahan pun Bella yang menyediakan. Romeo hanya tinggal datang sebagai pengantin laki-lakinya. Akibat terlalu cinta, Bella menutup mata dari perilaku buruk Romeo. Ia bersedia dimanfaatkan, asal dinikahi. 

Lihat selengkapnya