Heliophobia

Tuti Haryati
Chapter #23

23. Buket Bunga dan Cokelat

Mentari menguap begitu berjalan melewati gerbang sekolahnya. Ia menaikkan topi jaketnya yang berbentuk kucing hingga menutupi kepala.

Sekolah belum begitu ramai begitu ia datang karena memang ia sengaja datang lebih awal dari biasanya. Gadis itu berhenti begitu hendak menaiki anak tangga saat melihat ada seseorang yang turun.

"Ini masih pagi. Tumben udah berangkat," ujar Chandra seraya menatap jam tangan miliknya.

"Ada bagian piket," ujar Mentari asal. Padahal ia berangkat lebih awal karena pagi ini ibunya harus pergi menjenguk temannya yang sakit dan akan dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di luar kota nanti siang. "Bapak habis ngapain di atas?" tanyanya kemudian.

Chandra menatap Mentari yang di bawah sana masih mendongakkan kepala padanya. Lelaki itu lantas menaikkan kedua bahunya, "cuma jalan-jalan bentar."

Kedua alis Mentari mengerut, "Jalan-jalan tuh di luar, bukannya malah di koridor. Aneh," ujar Mentari terus terang.

Salah satu sudut bibir Chandra naik, "Terserah saya dong," ujarnya. Ia meneruskan langkahnya yang sempat terhenti hingga benar-benar berhadapan dengan Mentari, menatap gadis yang lebih pendek darinya itu selama beberapa saat.

"Jangan lupa beresin makalah dari saya." Chandra kembali berujar.

"Udah beres dari semalem." Mentari menjawab dengan penuh penekanan. Ia sengaja mengerjakan makalahnya semalaman sebelum ada tugas-tugas dari mata pelajaran lain. "Oh, iya, kemarin ... Bapak ngapain di rumahnya Alan?" tanyanya kemudian.

"Bapak kenal sama Alan?" Mentari kembali bertanya usai tak mendapat jawaban. Gadis itu hanya mendapati kalau Chandra hanya menatapnya seolah tak berniat menjawab pertanyaannya sama sekali.

Lagi-lagi Chandra hanya mengangkat kedua bahunya. Lelaki itu malah menarik salah satu telinga kucing di jaket Mentari lalu menepuk-nepuk pelan puncak kepala gadis itu sebelum akhirnya pergi dari sana tanpa sepatah kata pun.

"Jawab pertanyaan saya, Pak! Pak Chandra!" teriak Mentari. Ia sempat melihat Chandra menghentikan langkah kakinya namun lelaki itu kembali melangkah pergi.

Mentari lantas mendengkus pelan menatap punggung lelaki itu. Dan di saat yang bersamaan, dari ujung koridor Lala muncul. Gadis itu hendak memanggil Mentari namun begitu ia sadar Chandra melangkah ke arahnya, gadis itu langsung beralih menyapa sang guru dengan seulas senyum, sebelum akhirnya ia mempercepat langkahnya.

"Gak usah mesem-mesem gitu bisa gak? Kayak habis nyapa artis aja lo," cibir Mentari.

Lihat selengkapnya