Hell City

Noura Publishing
Chapter #1

The First

“Kalian tahu? Konon, bangunan tua itu dulunya tempat pembunuhan keluarga bangsawan! Setiap malam, menurut warga sekitar, selalu terdengar suara seorang wanita yang berteriak, seperti mengerang kesakitan. Bukan hanya itu, setiap tanggal 13, tepat tengah malam, Mrs. Stewart, wanita itu, selalu menampakkan wujudnya. Dia melayang, tak berkaki!”

Folley tampak berlebihan saat menceritakan misteri rumah keluarga bangsawan yang katanya berhantu, mengerikan, mistis, atau … ah! Aku tidak peduli!

“Hiiiy …!” Annet seketika meringkuk ketakutan.

Hah, dia memang penakut!

“Jangan cerita seperti itu, Folley. Apa kau tak takut jika nanti malam mereka akan datang bergentayangan lalu membuatmu pingsan? Atau, malah menculikmu ke alamnya. Atau … aku tidak tahu hal buruk seperti apa lagi yang akan menimpamu!” sungut Annet histeris.

Aku malah terkikik geli melihatnya. “Dengar, Annet, mereka itu tidak ada! Mereka sudah meninggal dan pastilah sekarang mereka terkubur,” sahutku cuek. “Lagian, yang dikatakan Folley hanya dongeng. Sekarang, aku tanya, memang siapa yang tahu kalau Mrs. Stewart gentayangan? Siapa orang yang masih melek pada tengah malam? Kalaupun iya, masa, sih, mereka sengaja melihat ke arah bangunan tua itu, sementara mereka sudah tahu kalau bangunan itu angker?”

“Ya … bisa saja, kan! Siapa tahu, mereka tak sengaja melihatnya,” ucap Folley yang bersikukuh bahwa ceritanya itu bukanlah bualan belaka.

“Oke. Lalu, kenapa mereka enggak segera pindah dari kawasan itu? Bukankah mereka sudah tahu, kalau daerah tempat tinggal mereka tidak aman?” tanyaku lagi, bermaksud memojokkan Folley. Aku tahu, Folley bisa berfantasi, membual tentang kisah itu dengan sehebat mungkin. Seolah cerita itu benar adanya.

Folley tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia bungkam. Namun tidak lama, “Mana aku tahu akan hal itu! Asal kau tahu, ya, kisah itu realita. Bukan dongeng belaka,” ujar Folley sedikit dongkol melihatku mencecarnya terus.

Setelah berkata begitu, dia beringsut pergi meninggalkanku dan Annet.

“Terserah!” celetukku tak kalah cuek, lalu pergi meninggalkan Annet.

“Heyyy …!” teriak Annet heboh. “Tunggu akuuu!” Serta-merta, Annet lari terbirit-birit.

Lihat selengkapnya