Sesuai janji kemarin, kami -- papi, mami dan gue sudah menunggu di sebuah restoran tepatnya di ruangan private. Menunggu keluarga Oetomo yang akan memperkenalkan wanita yang akan dijodohkan dengan gue.
"Kamu pasti enggak nyesel dengan pilihan mami, Andri," ucap mami dengan senyum lebar.
Kelihatan bahagia banget nih ibu negara satu ini, gue jadi curiga. Gue menatap si mami dengan penuh curiga.
"Tenang aja Andri, papi kali ini setuju dengan pilihan mami. Dan kita juga sudah mengenal calon kamu ini sudah lama, kamu juga kenal kok dengannya," papi.
Hah? Siapa?
"Selamat siang bu Martha dan pak Anwar, maaf kami telat ya. Tadi nunggu Lovia dandan lama banget," tiba-tiba suara ibu-ibu yang lain menyapa kami dengan sukacita.
Gue menoleh kearah mereka dan disitu para orangtua -- yang sudah gue kenal dulu masih jaman gue kuliah dulu dan satu ibu-ibu yang enggak gue kenal. Lalu ada pria seumuran gue -- enggak -- kayaknya dia lebih muda dari gue, tinggi, keren lah. Dia terlihat menatap gue enggak suka.
Lalu muncul dibelakang pria sok keren itu, wanita -- cantik, manis dan gue kenal dia. Lovia, tetangga gue dulu. Dia tersenyum seraya menunduk hormat kearah orangtua gue, lalu matanya tertuju ke gue, dia tersenyum. Gue masih diem aja, mematung, memahami situasi ini.
Mereka udah duduk berhadapan didepan kita.
"Halo mami, papi, Andri," Lovia menyapa kami dengan ramah.
"Jadi...Andri, ini keluarga Andara yang dulu tetangga kita. Kamu inget kan?" Mami.
Gue mengangguk dan tersenyum kearah mereka.
"Ya ampun, nak Andri sudah matang sekali tampilannya. Berbeda saat masih kuliah dulu, iya kan yah?" Bunda Linda -- bundanya Lovia.
Ayah Dika Andara -- ayahnya Lovia mengangguk setuju dan tersenyum kearah gue.
"Dan ini, mami Dina, beliau mertua dari Lovia," mami memperkenalkan ibu-ibu yang belum gue kenal.
Tunggu-tunggu? Jadi gimana deh? Gue dijodohin sama siapa? Itu cowok, suaminya Lovia? Terus gue bakal kawin sama siapa?
Mereka sepertinya memahami kebingungan gue.
"Andri, kami akan menjodohkan kamu dengan Lovia," mami lanjut.
"Jadi, Lovia ini sudah menjanda 2 tahun. Mendiang suaminya, Prasetya Oetomo sudah meninggal. Mami rasa, kalian akan cocok karena kalian kan sudah pernah mengalami pernikahan. Dan dengan perjodohan kali ini, kedua perusahaan keluarga juga bisa berjalan dengan baik. Kita akan saling back up nantinya," mami.
"Dan ini Reza Oetomo, sepupu Pras yang saat ini menjalankan perusahaan. Nanti kalian akan bekerjasama dalam mengelola perusahaan dua keluarga," mami Dina ikut bicara.
Gue menoleh ke Reza, ia terlihat enggak seneng sama gue.
* * * * *
Setelah makan siang yang penuh sukacita diantara dua keluarga ini, tidak termasuk gue. Gue masih bingung dengan ini semua. Gue minta ijin ke ayah bunda Lovia untuk mengajak Lovia mengobrol berdua.
Sekarang gue dan Lovia sudah duduk di taman restoran ini. Jadi nih restoran luas banget, ada konsep indoor dan outdoor. Ada taman anak-anak juga, nah bersebrangan dengan taman anak-anak, gue duduk dibangku bersama Lovia. Kami duduk saling berhadapan.