.🏠🏠.
" Daebak! Daebak!" Hana tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya membuat teman sekelasnya kaget bukan main. An? Jangan tanya seperti apa kesalnya cowok itu. Kelas mereka memang sedang free, guru sedang mengadakan rapat mendadak.
"Kenapa lo?" tanya Sania, salah satu teman Hana.
"Gue dinotis sama Choi Siwon." ucap Hana histeris. Tahu Choi Siwon kan? Itu loh salah satu personil Super Junior boyband asal negara si An.
Hening beberapa detik. Kemudian yang terdengar hanya sahutan "oh" beramai-ramai. Tidak ada yang takjub yang ada malah cemohan. Bersama kekaguman yang dibuat-buat oleh teman sekelasnya.
"Baru dinotis udah kayak dilamar aja mbak." ejek Rio dari kursi depan. Membuat Hana ingin menjambak rambut cowok itu yang mulai gondrong. Untung saja ada An. Kalo tidak, entah apa yang akan terjadi pada Rio detik berikutnya.
"Udah ah." ucap An sambil menahan tangan Hana, agar tetap anteng di kursinya.
"Ngeselin." Hana memasang wajah cemberut. Jika diperhatikan lebih lama, kok ngegemesin ya? An tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan refleks melepaskan tangannya dari Hana. Dan tiba-tiba menjadi salting. An kamu kenapa? Masih merasa gimana gitu?
Hana mengerutkan dahinya melihat tingkah An yang aneh, "Lo kenapa? Sehatkan?"
"Apaan sih?" ucap An terlihat kesal. Lah? Hana memasang wajah 'kenapa?'. An kenapa jadi sensi?
"Kayaknya lo perlu ke rumah sakit deh." ucap Hana, kemudian dia kembali ke dunianya yang halu. Dan kembali senyum-senyum sendiri, membuat An bergidik.
..
"Nih, gue pulangin secara pribadi." Ranti menghampiri An di kantin dan menyerahkan selembar kertas yang di dalamnya tertulis puisi yang An tulis. An hanya tersenyum. Entah puisi seperti apa yang anak mading inginkan. Jika An teliti puisi-puisi yang terpampang di mading Sky, tidak beda jauh dengan miliknya. Pasalnya An telah berjuang hampir tiga tahun, namun satu puisi pun belum lolos seleksi ala Rianti.
Rianti mendudukkan bokongnya di hadapan An. Mencomot bakwan milik An tanpa wajah bersalah.
"Nanti gue coba lagi, buat puisi yang keren dan terbest." ucap An menyemangati diri sendiri. Rianti hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil memangsa habis bakwan An.
"Astaga!" entah kenapa Fahreza terkejut saat menyadari bahwa cewek yang baru dicoleknya adalah sang mantan, Rianti. "An kok lo nggak ngomong, kalo dia bukan Hana." Fahreza mendengus kesal karena telah salah target.