.🏠🏠.
Lagi-lagi An ke kantin sendirian. Hana dan Dara sedang ke perpustakaan. Sedang teman ter-bestnya Fahreza berada di lapangan basket. Dan An lagi-lagi ngejomblo di jam istirahat, sebelum akhirnya Tisya dan dua orang antek-anteknya bergabung dengan An.
Tisya meminum jus An tanpa rasa bersalah. Bahkan dua temannya terkejut akan sikap Tisya. Cewek berpostur model itu malah tersenyum. Tentu saja beberapa anak cowok merasa iri dengan An. Mereka juga ingin Tisya menghampiri meja mereka. Namun, sayangnya mereka belum cukup keren kayak An. Mohon bersabar.
"Lo kan punya duit untuk beli jus beginian." ucap An dengan wajah memelas. An menjauhkan jus miliknya dari Tisya. Dia masih butuh untuk membasahi tenggorokannya. Uang jajannya tidak terlalu banyak, dan dia juga harus mengirit demi masa depan yang cemerlang.
"Tapi, lebih enak kalo ada yang traktir." ujar Tisya sambil mengedipkan matanya untuk An. An hanya bisa beristighfar di dalam hati. Kalo bukan karna bu Widia, An tidak akan mau berurusan dengan Tisya. Sejauh yang An tahu, ternyata Tisya suka dengan An. Sedangkan An, ya tahu sendirikan dia sedang jatuh dimana.
"Ada apa lo nemui gue?"
"Kangen." jawab Tisya singkat, padat dan jelas. Yang membuat An tersedak. An hampir berubah nama menjadi Almarhum karena ucapan Tisya.
"Santai aja kali. Ternyata lo baperan juga." Tisya terkekeh melihat An yang gelagepan.
"Siapa juga yang baper."
"Oh ya, pulang sekolah nanti temui Bu Widia. Gue pergi dulu."
An tiba-tiba merasa gerah. Belum lagi Hana yang tiba-tiba muncul dengan wajah muram. Menatap An dengan selidik.
"Lo ada hubungan ya sama si Tisya?" tanya Hana dengan wajah penuh selidik dan wajah kesal.
"Nggak ada hubungan apa-apa Han."
"Halah bohong. Dari jauh juga kelihatan muka lo merah gitu. Lo mah gitu, jatuh cinta nggak ngomong-ngomong ke gue."
"Lo apa-apa An sih!" beberapa penghuni kantin teralihkan oleh An yang suaranya lumayan keras. Dia membentak Hana? Kok jadi sensi sih?
Tentu saja Hana terkejut. Seumur-unur baru kali ini An membentak dirinya di depan umum. Entah kenapa Hana semakin kesal. Kok rasanya sedih sih? Kok jadi pengen nangis sih?
Tanpa berkata apa-apa, Hana langsung pergi meninggalkan An di kantin. Dan ke duanya menjadi sorotan warga Sky.
An frustasi. Sepertinya baru kemarin mereka berbaikan masa sudah bertengkar lagi. Setelah membayar makanan yang ia beli, An langsung mencari sosok Hana. Dia sudah ke kelas, namun Hana tidak ada di sana. Sampai pada akhirnya An menemukan Hana di belakang sekolah, sedang menangis sesenggukan. An menyengir merasa bersalah. An melangkah ke arah Hana, namun langkahnya kurang cepat dan kurang beruntung. Sudah ada Askar di sana.
An mengepal tangannya saat matanya menangkap sosok Askar memeluk Hana. Mungkin saja Askar mencoba menenangkan Hana. Tapi, nggak dipeluk juga kan?