Hello An

Nurmala Manurung
Chapter #18

18. Pengakuan Yang Tidak Terduga

.🏠🏠.

Lelah sudah pasti. Seharian ini Hana berdiam diri di perpustakaan sekolah. Hari ini free class, namun tetap di haruskan sekolah hingga acara Sky In November selesai. Jadi, Hana memutuskan untuk ke perpustakaan sekolah. Tempat yang nyaman dan damai untuk tidur siang. Tapi, niat awal Hana bukan itu. Dia baru saja selesai membaca novel berbahasa Inggris. Hanya sekedar mengetes seberapa fasih nya dia. Mungkin, kebanyakan siswa tidak akan menginjakkan kaki ke perpustakaan. Tapi, nyatanya siswa Sky selalu mengincar perpustakaan, salah satu alasannya karena ruangan ini memiliki air conditioner nya alias AC.

"Adem. Ginikan kepala gue bisa dingin." gumam Hana sambil menguap. Kemudian Hana menjadikan ke dua tangannya menjadi bantalan. Dia sangat mengantuk. Tadi malam, entah jam berapa dia tidur. Bangun-bangun sudah pagi dan dia terbangun dengan cara yang tidak biasa. Hana terjatuh dari kursi. Nasiblah pejuang UNBK.

Sedari tadi An sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang sedang ia sibukkan. Yang pastinya senyumnya mengembang, pertanda bahwa ia bahagia.

"Eh, lo liat Hana, Sarah?" An bangkit dari tempat duduknya, mendekat ke arah Sarah yang masih asyik menggosip.

"Nggak tahu. Tadi sih katanya mau ke toilet. Kenapa?"

"Nggak."

Setelah menanyakan keberadaan Hana yang entah di mana. An keluar kelas untuk mencari udara. Bertos ria bersama adik kelas dan saling menggoda. An itu sesuatu, tapi kadang-kadang. Niatnya mau ke kantin, tapi tangannya ditarik oleh seseorang dan membawanya ke taman belakang yang lumayan sepi.

"Ada apa lagi Sya?" tanya An dengan malas pada siswi ber-nametag Tisya. Tisya hanya mengangguk sebelum akhirnya dia memandang An dengan lekat.

"Lo pasti udah buka kado yang pernah Fahreza kasih ke lo kan?" An menyipitkan matanya. Mengingat-ingat, kado apa yang Fahreza berikan padanya. Pernah ya?

"Kado apa? Gue nggak-" An menjeda, "oh.... Kado itu...jangan bilang-" An menutup mulutnya tidak percaya. Jadi, kado yang Fahreza berikan padanya tempo hari dari Tisya? Kado tanpa nama itu.

"Iya. Itu kado dari gue."

"Belum gue buka sih. Kenapa lo tiba-tiba ngasih gue kado? Bahkan sebelum hari pemotretan."

"Gue suka lo, An!" ucap Tisya lantang dengan mata terpejam. An hanya mematung tidak percaya. Jika bucin Sky sampai mendengar ucapan Hana, mungkin saja sekarang An belum tentu bisa bernapas.

..

Lihat selengkapnya