Hello An

Nurmala Manurung
Chapter #20

20. Tujuh Tahun

.🏠🏠.

Senyum Hana terus mengembang sepanjang dia nge- slide foto-foto dirinya dengan sang idola -Reza Darmawangsa, yang tiba-tiba datang. Berkat An dia bisa bertemu langsung dengan gebetan halu-nya. Dan sekarang Hana belum juga mempercayai apa yang terjadi padanya siang tadi. Rasanya seperti mimpi saja.

Bahkan Hana guling-guling di kasur saking senangnya. Belum lagi akun Instagramnya di follow dengan sang idola. Siapa coba yang nggak senang? Dan ini semua berkata An yang sangat niat untuk membuatnya terkesan. Dan An berhasil.

Tiba-tiba hanya jadi teringat cowok itu. Cowok yang sudah hampir tiga tahun menjadi tetangganya dan teman sekelasnya. Sekalian menjadi teman sepermainannya. Kata orang tidak akan mungkin seorang wanita dan pria berteman. Suatu saat pasti akan ada yang jatuh. Jatuh cinta.

Hana bangkit dari kasurnya. Ia menuju balkon. Menatap langit malam. Hana menatap lurus ke depan sana, tepatnya ke arah balkon kamar An yang matinya sudah padam. Yang artinya cowok itu sudah terlelap. Padahal jarum jam belum menyentuh ke angka sembilan. Mungkin, dia lelah dengan hari ini.

Hana menghela napasnya kasar, kenapa rasanya dia tidak rela jika nantinya dia akan berpisah dengan An. Hanya tinggal menghitung bulan. Mereka akan menempuh kehidupan yang sesungguhnya. Hana akan melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia berencana kuliah di dalam negeri saja. Dan An yang akan kembali ke negaranya. Mengemban tugas dan setelahnya akan melanjutkan studinya untuk menjadi seorang dokter.

Hana baru saja hendak beranjak meninggalkan balkon, namun pintu balkon An terbuka dan menampakkan wajah bantal seorang An.

"Huamm..." An menguap sambil merentangkan tangannya seperti kebanyakan orang yang baru bangun tidur. Agak terkejut melihat Hana yang berdiri di depan sana, "Astaga! Gue kira hantu."

"Nggak ada hantu secantik gue." Hana menyombongkan dirinya dengan sedikit mengibaskan rambutnya.

"Halah. Gue kira udah subuh, ternyata baru jam sembilan." ucap An masih dikelilingi kantuk.

"Gimana mau wamil, kalo baru gitu aja udah kecapekan." ejek Hana, An hanya tertawa menanggapi ucapan Hana.

Lihat selengkapnya