Hello Cakrawala [Novel]

Diyanti Rita
Chapter #8

8. Diluar Ekspektasi

Hari-hari berlalu begitu cepat. Tak terasa kemarin baru hari senin, sekarang sudah hari senin lagi. Bahkan hari libur habis serasa dalam hitungan menit saja. Lantas penglihatan dari balik kaca mata minus 0,5 bentuk frame bulat itu memandang jam dinding yang terletak di pojok dekat rak arsip dokumen. Baru pukul sepuluh pagi, namun perut sudah terasa keroncongan.

Wajar saja. Pagi tadi Devina tak sarapan dengan cukup. Dia sangat terburu berangkat ke kantor dan hanya sarapan roti yang tersisa satu bungkus di kosan. Dengan perutnya yang merasa lapar, Devina melepaskan kacamatanya.

Satu minggu yang lalu Mbak Sela mengatakan bahwa kesehatan Devina akan meningkat terutama di mata setelah menempati posisi magang di bagian sekretaris CEO. Namun buktinya Devina malah harus memeriksakan matanya dan alhasil harus menggunakan kacamata.

Tapi bukan perihal itu. Sebenarnya Devina memang merasa penglihatannya kurang nyaman sejak lama. Baru minggu lalu saja dia memberanikan diri memeriksakan matanya.

“Kak Bayu, saya turun ke bawah dulu boleh nggak sih?” tanya Devina kepada orang di sampingnya yang fokus menatap layar komputernya.

Lantas Bayu menoleh. “Mau ngapain?”

“Mau beli roti buat ganjal perut,” katanya sembari diiringi dengan cengiran.

“Titip kopi Dev.”

“Oke siap.”

Gadis itu langsung beranjak dari tempat duduknya, langkahnya pun terlihat riang. Akan tetapi seiring dengan langkah kaki yang menjauh, tiba-tiba laki-laki tinggi berpakaian kemeja cream yang digulung hingga batas siku mencegahnya saat tak sengaja berpapasan di tangga. “Kemana?” tanyanya dengan singkat.

Devina menghentikan laju langkahnya. Dia menatap Cakrawala Karang Sanjaya yang hanya menatap dengan ekspresi khas datarnya. Seperti biasa, irit bicara. “Ke kantin, Pak. Beli kopi buat Pak Bayu dan juga beli roti.”

“Sekalian satu lagi, kopi seperti Bayu.”

Devina mengangguk patuh dan membiarkan pemimpin perusahaan itu kembali melangkah melewatinya.

***

“Kerjasama deal sama PT Astra Kreasi, mereka akan utamakan pakai jasa kita secara offline dan karena meraka lagi berinovasi buat platform marketplace, ekspedisi kita akan mereka cantumkan untuk dijadikan opsi.”

Bayu mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Cakra yang berhadapan dengannya hanya terpisah dengan meja kerja. Dia lantas mengambil berkas yang diangsurkan Cakra yang telah ditanda tangani.

“Kita akan gerak cepat memperluas jaringan Bay terutama ke platform marketplace. Nanti kabarin sama Kepala Cabang kalau besok pagi ada rapat online membahas peningkatan kerja untuk kepuasan pelanggan, karena baru-baru ini gue dapat laporan makin banyak ulasan baik ke jasa ekspedisi kita.”

“Oh iya Bay, satu lagi.” Cakra kembali berkata ketika Bayu baru saja akan berdiri dari duduknya. “Buatin undangan rapat untuk semua Manajer, gue mau bahas soal rencana kedepan tentang inovasi kita di tengah era digital.”

Lihat selengkapnya