Jangan pernah memainkan hati jika tak mau patah hati. Karena cinta sejati yakni cinta sampai menua dan mati. Jika cinta rasa nano-nano, hati pun bersorak-sorak gembira.
Putus cinta?
Akan menimbulkan permusuhan atau gila. Semua menjadi cambuk atau cerminan agar tak pernah memainkan sebuah perasaan. Perasaan yang bergelora layaknya kobaran api yang membara.
Namun, bagi sosok Roni, patah hati sudah biasa. Baru putus dua hari, Roni mampu mendapatkan pacar baru. Lain halnya dengan sosok Ainur. Jika Ainur lagi patah hati, pejuangan untuk mencari pengganti sang pujaan hati begitu sulit. Memang benar, cinta yang Ainur pejuangan dengan gigihnya pun berakhir dengan sadis.
Sang pacar terpegok berselingkuh dengan cowok lain. Tanpa basa-basi lagi, hari itu juga, di tempat sang pacar sedang menikmati makan malam dengan selingkuhannya dan sebagai cowok tegas harus Ainur pun mendatangi mereka yang sedang bercengkrama. Melihat kedatangan Ainur, sang pacar pun terkejut. Detak jantungnya terpompa begitu hebat.
Cowok yang berhadapan muka dengan sang pacarnya itu hanya bisa terdiam. Tanpa membuang waktu lama, tangan kanannya Ainur memukul keras meja makan. Ainur tak peduli orang-orang yang bersantap pun mengalihkan pandangan ke meja nomer 31.
"Oh, begini caramu dibelakangku, hah?" tanya Ainur dengan nada meninggi.
Sang pacar dan selingkuhannya hanya tertunduk menahan malu. Ainur takn henti-hentinya meluapka emosinya. Dan pada puncak tertinggi, Ainur memutuskan hubungan cinta yang sudah terjalin 2 tahun lamanya. Ainur pun balik kanan. Derapan langkah kakinya berlalu dari dalam kafe menuju tempat parkiran khusus motor. Tanpa buang waktu berlama-lama, Ainur menyetater motor matik dengan kecepatan kencang. Hatinya tertusuk belati, perih. Ainur merasa pejuangan cintanya sia-sia.
Putus cinta lalu minum racun? Alamaaakkk... bukan zamannya, loh. Ainur sempat geleng-geleng melihat para remaja saat ini. Begitu yakin bahwa kedua pasangan akan serius hingga kejenjang pernikahan. Faktanya, ada yang pacaran hampir 10 tahun lamanya tiba-tiba menikah dengan orang lain atau temannya sendiri. Ada juga media elektronik memberitakan sepasang muda-mudi yang dilanda panah asmara cinta tewas bunuh diri. Sungguh miris sekali hati kecil ini. Apakah tak ada jalan lain ketika putus cinta dengan cara nekad bunuh diri? Atau ada juga yang hamil diluar nikah. Karena belum siap menjadi orangtua dari janin akibat ulah sendiri sampai rela aborsi janin, membuang bayi, dan mengorbankan nyawa diri sendiri saat melakukan aborsi janin di dukun pijat khusus.
Hanya gara-gara cinta, pemikiran begitu dangkal. Ah, sudahlah... tak perlu berpikiran negatif tentang cinta yang telah mengobrak-abrik hati kecilnya Ainur. Ainur beranggapan bahwa bukan dia jodohnya. Ainur yakin ini hanya teguranNya agar menjauhkan hal-hal yang dilarang agama.
***
Ainur baru saja membuka kedua kelopak mata sambil membuka mulut lebar. Ainur menggeliat mirip anak kucing yanv bari lahir. Ainur pun bergegas menuju jendela kamar. Menghirup udara segera di pagi hari bersamaan sinar mentari menyinari seisi bumi disambut meriah setiap insan bernyawa. Ainur menepuk jidatnya pelan.
Dalam benak Ainur pagi kali ini yakni terlambat sampai kampus. Ainur tak ingin dapat hukuman ketika tiba di dalam ruang kelas yang terletak di lantai 2. Dengan langkah serius, Ainur bergegas menuju kamar mandi. Tubuhnya gemetar selepas mandi. Air dalam bak kamar mandi mirip di Kutub Selatan. Menggigil... bibirnya bergemetar... dan tak seperti biasanya udara pagi begitu dingin. Setelah rapi berpakaian, mengolesi tanco, dan aroma wangi parfum semerbak dalam kamar. Ainur membiarkan pintu kamarnya terbuka lebar. Langkah kakinya mengarah ke dapur untuk mencari sosok Ibu. Ibunya pun terkejut melihat sosok putera berpakaian rapi.
"Mau apel ya?" tanya Ibunya sambil tersenyum geli.
Ainur mengerutkan dahinya. Ainur tak sadar bahwa hari ini adalah hari Minggu. Tak ada mata kuliah di hari Minggu.
"Bukannya sekarang hari Minggu?" kembalinya Ibu bertanya pada Ainur.