Tak seperti malam-malam sebelumnya, Ainur tak sadar sudah jam 1 dini hari masih membalas pesan masuk WA dari Me. Sesekali Video Call. Sungguh luar biasa cinta mampu mengalahkan rasa kantuk dan pegal-pegal seluruh tulang persendian. Selama Ainur jomblo, Ainur tak pernah tidur larut malam. Hampir dua bulan, Ainur merasa jatah jam untuk istirahat berkurang. Terkadang, Ainur mencoba melawan rasa kantuk ketika pagi menyambut dengan sinarnya.
"Hoam... hoam... hoam..."
Ainur menggeliat mirip anak kucing yang masih kecil. Ainur berusaha membuka kedua kelopak matanya di atas ranjang tidur. Kedua matanya menatap langit-langit kamar tidur. Ainur malas untuk beranjak dari ranjang tidur.
Suara pintu kamarnya diketuk berulang kali. Dari balik pintu kamar seukuran manusia terdengar suara Ibunya yang membangunkan Ainur. Dari dalam kamar tidurnya, Ainur mengiyakan dan bergegas menuju kamar mandi. Untungnya kamar mandi berada di dalam kamar tidur. Jadi, Ainur tak harus antre mandi seperti anak kos pada umumnya. Ainur menyambar handuk sebelum masuk ke kamar mandi.
"Nggak seperti pagi sebelumnya, anak Ibu bangun kesiangan." Goda Ibunya setiba Ainur di ruang makan.
Ainur hanya tersenyum sambil menggeser kursi dan membenarkan posisi duduknya. Belum selesai menyantap sarapan pagi, meneguk susu sapi murni, dan tiba-tiba dengar suara dari teras depan rumah memanggil namanya berulang kali. Siapa lagi kalau bukan suara cemprengnya si Roni yang tiap pagi memanggil nama Ainur untuk berangkat ke kampus.