Pengalaman adalah guru terbaik.
Itulah pepatah. Pengalaman terpahit hingga pengalaman termanis yang mampu mengalahkan manisnya air tebu. Begitulah cinta tak pernah habis. Sayang disayang semua pengalaman akan menjadi pembelajaran di hari esok yang akan datang.
Percayalah bahwa jodoh, rejeki, dan mati sudah diatur olehNya. Termasuk jodohnya Ainur, dong. Ainur begitu mantap ingin melamar Me kemudian mempersuntingnya. Ainur yakin bahwa Me bisa menjadi calon Ibu yang baik dari buah cinta keduanya. Mampu menjadi istri soleha dan patuh pada perintah suami. Bahwa surga istri ada dikedua telapak kaki suami.
Hehehe... bahas apaan sih? Kok tiba-tiba membahas tentang cinta sejauh itu?
Masa bodoh!!!
"Sayang... sudah dari tadi ya menunggu?" tanya Ainur yang baru menampakkan batang hidungnya di depan Me.
Me hanya tersenyum tipis dibibir merahnya. Me menyuruh Ainur duduk tepat disebelahnya. Menyodorkan daftar menu makanan dan minuman. Ainur mencari daftar menu makanan dan minuman yang hendak dipesannya itu.
"Ngomong-ngomong Roni nggak bareng sama kamu?" tanya Me yang baru menyadari tak melihat sosok sahabat karibnya Ainur.